Pemilihan kepala daerah bukan hanya soal memilih pemimpin, tapi juga soal sejauh mana masyarakat merasa terlibat dalam menentukan arah pembangunan daerahnya. Dari hasil observasi kami di Kecamatan Dau dan Kecamatan Lowokwaru, terlihat jelas bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024 tidak merata. Lowokwaru tampak lebih aktif, sementara Dau cenderung lebih rendah partisipasinya.
Hal ini tentu bukan tanpa sebab. Lowokwaru dikenal sebagai kawasan padat penduduk dan pusat pendidikan, dengan banyak mahasiswa dan kalangan terdidik. Akses informasi mudah, kampanye juga lebih sering terlihat, dan warga punya kesadaran politik yang lebih tinggi. Sebaliknya, masyarakat di Kecamatan Dau lebih banyak yang bekerja di sektor informal dan tidak semua punya akses informasi yang memadai. Sosialisasi politik juga belum merata. Ini jadi salah satu alasan mengapa partisipasi di sana lebih rendah.
Menurut kami, hal ini perlu jadi perhatian semua pihak—bukan hanya KPU atau pemerintah, tapi juga tokoh masyarakat, RT/RW, dan bahkan anak muda seperti kami. Meningkatkan partisipasi pemilih bukan hanya dengan spanduk atau sosialisasi satu arah. Tapi dengan pendekatan yang lebih dekat, seperti diskusi warga, kegiatan komunitas, dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Partisipasi yang tinggi menandakan masyarakat merasa suaranya penting. Sebaliknya, jika banyak yang golput, itu tanda bahwa masih ada yang harus diperbaiki dalam sistem demokrasi kita. Maka dari itu, kami berharap ke depan, pemilu dan pilkada bisa menjadi momen yang membangkitkan semangat warga untuk terlibat, bukan hanya sekadar kewajiban lima tahunan.
Melalui project ini, kami belajar bahwa demokrasi bukan sekadar teori di kelas. Ia harus dijaga dan diperjuangkan di tengah masyarakat. Dan kami percaya, dari kecamatan kecamatan kecil seperti Dau dan Lowokwaru inilah masa depan demokrasi Indonesia bisa terus tumbuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI