Lihat ke Halaman Asli

Kristian ApriyandiPernando

Berkarya merupakan media untuk mengembangkan potensi dan kemampuanmu.

Makna Simbolik Patung Pantak dalam Ritual Kematian Dayak Kanayatn Kalimantan Barat

Diperbarui: 3 Desember 2020   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kematian adalah akhir dari kehidupan. Kematian memiliki sebab yang bervariasi, baik secara alami seperti penyakit ataupun penyebab tidak alami seperti kecelakaan. 

Penghormatan terakhir yang diberikan oleh setiap orang kepada orang yang baru saja meninggal tentunya mengikuti tradisi dalam budaya, agama, dan ritual upacara adat istiadat dari yang pihak yang berduka. 

Setiap budaya yang ada di Indonesia memiliki adat istiadat yang berbeda atas upacara kematian, seperti halnya ada yang menambah sebuah monumen, doa, maupun ritual lainnya sebagai tanda penghormatan terakhir.

Dalam hal ini pun akan dibahas secara ringkas mengenai salah satu ritual kematian pada suku Dayak Kanayatn, secara khusus terkait dengan ritual kematian yang diberikan kepada orang-orang yang berjasa maupun rela berkorban untuk masyarakat Dayak Kanayatn, dimana sebuah patung dijadikan sebagai media untuk menghormati para leluhur yang berjasa dan rela mengorbankan dirinya demi kepentingan masyarakat tersebut. 

Patung itu disebut sebagai pantak. Media ini didasari oleh sistem kepercayaan yang dimiliki oleh suku Dayak Kanayatn sendiri, yaitu kepercayaan kepada roh nenek moyang dan kepada Tuhan yang satu.

Masyarakat suku Dayak Kanayatn memiliki kepercayaan bahwa manusia memiliki jiwa dan roh yang tak luput dari maut. Kepercayaan ini pun sebenarnya didasari oleh keyakinan akan asal kehidupan yang mereka miliki, yaitu berasal dari alam dan kelak akan kembali ke alam. 

Orang Dayak Kanayatn membedakan antara jiwa dan roh. Jiwa merupakan kekuatan inti dari badan, sehingga ia dapat berpikir, merasa, dan bertindak. Sedangkan, roh yang dimiliki manusia sesudah ia mati akan pergi ke subayatn/surga (tempat keilahian). 

Bagi suku Dayak Kanayatn, memberi tanda kehormatan kepada mereka yang berjasa dan rela mengorbankan diri demi kepentingan masyarakat merupakan suatu hal yang penting dan perlu untuk diaktualisasikan dan dikenang. 

Hal ini pun pada akhirnya diwujudkan oleh mereka dalam patung pantak. Pantak berasal dari bahasa Kanayatn “Dipanaki”, yang berarti ditancapkan  atau dipahatkan, serta dimasukan ke dalam.

Patung pantak adalah perwujudan dari roh panglima atau pembesar dan tetua suku Dayak yang telah meninggal. Selain itu perlu diketahui pula bahwa pantak yang sebelumnya berupa patung kayu, diyakini sebagai perwujudan yang menggambarkan penghayatan masyarakat tentang kehadiran arwah leluhur kedalam dunia fana. 

Pantak juga merupakan sebuah media yang dapat mewujudkan hubungan antara arwah leluhur (pama) dengan keturunannya yang masih hidup, sekaligus sebagai sarana untuk menghormati leluhur (pama). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline