Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Apakah Kini Menjadi Santri Pilihan Utama Orangtua untuk Anaknya?

Diperbarui: 23 Oktober 2020   02:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Santri putra beraktivitas di Pondok Pesantren An Nuqthah, Kota Tangerang, Banten, Kamis (18/6/2020). Pondok pesantren An Nuqthah kembali melaksanakan aktivitas setelah libur panjang akibat COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dan pengecekan kesehatan bagi santri yang baru tiba. (Foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Pada perayaan Hari Santri Nasional 2020 kini bertemakan: Santri Sehat Indonesia Kuat.

Peringatan Hari Santri Nasional ini biasanya dimanfaatkan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) dan masyarakat secara umum guna mengenang serta meneladani para ulama dan santri.

Namun, apakah kini menjadi santri yang mondok di Pesantren, sudah jadi pilihan utama para orangtua hingga pilihan sendiri anaknya?

Jika merunut bagaimana sistem pendidikan di Indonesia, bahwa proses belajar di pondok pesantren merupakan sistem pendidikan tertua di Indonesia: murid yang nyantri datang belajar siang dan malam bahkan tinggal di rumah gurunya, mengabdi sambil belajar agama.

Maka tidak heran kalau kiprah dan kontribusi para santri untuk membangun negeri dengan semangat dedikasi sangat pantas diacungi jempol dan diapresiaasi.

Menurut Kompasianer T.H. Salengke, pesantren adalah gambaran pendidikan yang sistematik, terpadu dan memiliki intensitas tinggi.

Sebab, hasil akhir dari pendidikan pesantren itu harapannya para santri masuk dalam 3 tipe masyarakat yang taat dan memahami ilmu agama yaitu ulama pemimpin (ulil amri), ulama cendekiawan (ulil albab), dan ulama wiraswasta (ulil amwal).

Pesantren yang dulu dicibir, lanjut Kompasianer T.H. Salengke, kini menjadi miniatur masyarakat madani di tengah gemerlapnya modernitas.

Mari simak bagaimana perkembangan pendidikan santri di kalangan masyarakat.

1. Santri Perennial, Revitalisasi Genealogi Intelektual Pesantren

Pertanyaan besar dalam pendidikan pesantren modern, seperti yang dituliskan Kompasianer Syahirul Alim, adalah apakah kini telah memutus dan menutup lingkaran tradisi sakral?

Pasalnya santri itu sejatinya merupakan para pemikir yang terus hidup, menghidupkan dan mengabadikan tradisi keislaman secara integral.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline