Lihat ke Halaman Asli

Menanggulangi Mahalnya Pupuk Kimia dan Masalah Lingkungan dengan Membuat Pupuk Organik Cair

Diperbarui: 1 Maret 2023   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani. Sebagai negara agraris sudah tentunya penggunaan pupuk oleh petani menjadi kewajiban bagi setiap petani dengan tujuan tanaman yang ditanam menjadi subur dan mendapatkan hasil panen yang maksimal. Selama ini pemakaian pupuk kimia lebih diminati oleh petani, hal ini dikarenakan waktu yang digunakan relatif singkat dan hasilnya cukup menjanjikan. 

Namun terlepas dari semua dampak positifnya penggunaan pupuk kimia dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, dampak negatif yang ditimbulkan adalah keracunan dan rusaknya ekologi setempat, selain itu harga beli pupuk kimia dari tahun ke tahun semakin mahal. 

Salah satu solusi untuk mengatasi penggunaan pupuk tanpa merusak tanah dan mengatasi mahalnya harga pupuk kimia adalah dengan beralih menggunakan pupuk organik cair yang memanfaatkan bahan-bahan yang tidak merusak tanah.

Menanggapi problematika pupuk kimia di atas, teman-teman mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari Universitas PGRI Madiun mempunyai sebuah gagasan dalam menangani problematika tersebut yaitu berupa "Pelatihan pembuatan pupuk organic cari". 

Kegiatan tersebut melibatkan masyarakat khususnya kelompok tani yang ada di desa KKN yaitu di Desa Balerejo Kecamanatan Kawedanan Kabupaten Magetan dan kegiatan ini bekerja sama dengan Dosen yang ahli dibidang tersebut yaitu Ibu Dr. Fida Chasanatun, M.Pd. 

Kegiatan tersebut dimulai dari sosialisasi pupuk organik kepada kelompok tani yang dilakukan oleh mahasiswa KKN, lalu dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan oleh mahasiswa KKN dengan disaksikan oleh kelompok tani, kemudian pelatihan pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan oleh kelompok tani secara langsung dan diakhiri dengan demonstrasi skala besar dan sosialisasi pupuk organik cair dengan menggunakan pupuk starter yang diisi oleh Ibu Dr. Fida Chasanatun, M.Pd.

Dokpri

Adapun dalam pelatihan tersebut menggunakan bahan-bahan yang mudah dijumpai oleh masyarakat sekitar. Salah satunya adalah penggunaan air cucian beras. Air cucian beras terbukti sangat bagus untuk tanaman berdasarkan uji-uji dan penelitian-penelitian sebelumnya. 

Penggunaan air cucian beras sangat efektif bagi tanah karena mengandung zat-zat yang dibutuhkan tanah agar menjadi subur. Selain penggunaan air cucian beras kami juga menambahkan bahan-bahan lain seperti buah-buahan busuk agar menghasilkan bakteri yang akan di fermentasikan menggnakan tetes tebu dan yogurt cimory untuk pengganti bahan EM4. 

Fermentasi pupuk organik tersebut memerlukan waktu selama 14 hari sebelum dapat digunakan agar bakteri yang terkandung dalam buah busuk dapat diubah menjadi bakteri yang dapat menyuburkan tanaman yang digunakan selama proses fotosintesis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline