Lihat ke Halaman Asli

Nur Hasanah

Evalutor

Menyorot Dukungan bagi Petani Muda Indonesia sampai ke Papua

Diperbarui: 22 November 2022   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : liputan6.com

Disclaimer : Tulisan ini adalah murni hasil karya pribadi dan bisa dipertanggungjawabkan 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan usia di sektor pertanian. BPS mencatat jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Adapun dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8% atau setara dengan 2,7 juta orang. Tentu kita merasa prihatin dengan statistik tersebut.

Efek domino dari ketimpangan jumlah petani di kalangan muda dapat menyebabkan warga negaranya akan mengalami kelaparan ekstrem di tanah airnya sendiri. Padahal bangsa kita dikenal dari dahulu merupakan negara agraris selain maritim. Apalagi kelaparan ekstrem telah menimpa di belahan dunia lain, seperti beberapa negara di Benua Afrika, Amerika, bahkan Eropa. Oleh sebab itu, pemerintah wajib menyiapkan skema dan program yang dapat melahirkan banyak para petani muda di generasi milenial.

Salah satu upaya yang sedang digagas adalah Program Petani Milenial. Adalah Billy Mambrasar penggerak pelatihan petani muda. Berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Billy mencanangkan 5 Program Kerja Utama bagi pelatihan petani muda.

Tujuannya adalah peningkatan jumlah anak muda Indonesia di sektor pertanian, sekaligus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Tujuan jangka panjang (long terms goals) adalah mewujudkan regenerasi petani dalam rangka memperkuat ketahanan Pangan Indonesia bahkan menciptakan kedaulatan pangan.

Hasil program ini cukup menggembirakan. Hingga tahun 2022, dengan bermitra bersama berbagai ekosistem anak muda Indonesia, dan Kementerian Pertanian RI, pergerakan ini telah menjangkau hingga 1 juta anak muda di sektor pertanian. Tentu angka ini bisa digenjot lagi bahkan sebarannya harus lebih merata.

Apalagi program pelatihan di bidang pertanian bagi anak-anak muda mendapat suntikan dana besar dari Badan Khusus PBB yang bekerja membantu sektor pertanian di daerah-daerah rural. International Fund for Agricultural Development (IFAD) menggelontorkan dana tak sedikit sebesar kurang lebih  55,3 juta dollar AS untuk program selama 6 tahun program berjalan (2019-2025).

Kabarnya program pelatihan ini menjangkau hingga ke daerah Timur Indonesia, yaitu Provinsi Papua dan Papua Barat. Hal itu disampaikan Billy langsung di sela-sela kunjungan kerja di Subang Jawa Barat, (14/11/2022). "Saya mendengar kabar bahagia, bahwa Program ini akan diluncurkan juga di Indonesia Timur. Tentunya termasuk Papua dan Papua Barat dengan target 5000 petani muda. Kementan akan mulai dari Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong, lalu bergeser ke Provinsi lain. Ini akan saya sampaikan ke Presiden," ujar Billy.

Adapun target yang akan dicapai selama 6 tahun program ini adalah 320.000 generasi muda di perdesaan, dan hingga tahun 2025 dan sejak 2020 hingga 2022 terkait ini sudah ada 35,288 peserta. Penerima hibah kompetitif adaah sebanyak 1,015 dan jumlah Peserta pemagangan di berbagai institusi adalah sebanyak 755 petani.
 
Dengan indikator utama kegiatan. Pertama, 32.500 orang memperoleh pekerjaan di sektor berbasis pertanian. Kedua, 33.500 orang pedesaan meningkat pendapatannya. Ketiga, 50.600 orang mengembangkan usaha dibidang pertanian. Keempat, 100.000 orang mampu menggunakan jasa keuangan, 4.300 diantaranya rumah tangga migran muda. Kelima, 120.000 pemuda memperoleh pendidikan keuangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline