Lihat ke Halaman Asli

Sembilan Pintu Surga

Diperbarui: 20 September 2025   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi by kam/ai

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di sebuah gunung suci, tersembunyi sembilan (nawa) pintu (kori) rahasia yang menuju surga. Pintu-pintu ini tidak terlihat oleh mata biasa, hanya bisa ditemukan oleh mereka yang memiliki jiwa murni. Sebuah legenda mengatakan bahwa sembilan dewa (jawata) menjaga setiap pintu itu, menanti siapa pun yang layak masuk.

Seorang pemuda bernama Gatra bermimpi untuk menemukan sembilan pintu tersebut. Ia memulai perjalanannya, menjelajahi hutan dan lembah. Ia bertanya kepada siapa pun yang ditemuinya tentang lokasi pintu-pintu itu, tetapi tidak ada yang tahu.

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pertapa tua di dekat sebuah gua (guwa) yang dalam dan gelap. "Anak muda," kata pertapa itu. "Pintu-pintu yang kau cari bukanlah pintu fisik. Pintu itu adalah sembilan lubang (nawa dwara) di tubuhmu sendiri."

Gatra terkejut. "Sembilan lubang? Maksud Anda?"

Pertapa itu tersenyum. "Ada sembilan lubang (babahan) di dalam dirimu: dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, dua hidung untuk mencium wangi (ganda), mulut untuk berbicara, dan dua lubang lainnya. Sembilan pintu ini harus kau buka dengan kebersihan hati."

Gatra kini memahami maksudnya. Ia mengerti bahwa perjalanannya yang sebenarnya bukan mencari pintu di luar, melainkan membuka (ambuka) pintu-pintu di dalam dirinya.

Ia mulai menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Ia menggunakan matanya untuk melihat kebaikan, bukan keburukan. Ia menggunakan telinganya untuk mendengar kata-kata bijak, bukan gosip. Ia menggunakan mulutnya untuk mengucapkan kebenaran, bukan dusta. Ia menjaga setiap pintu-nya dengan hati-hati.

Setelah bertahun-tahun, Gatra merasa jiwanya menjadi ringan dan bersih. Ia tidak lagi mencari surga di luar. Ia telah menemukan surga di dalam dirinya. Ia telah berhasil membuka sembilan pintu yang dijaga oleh para dewa.

Ia kini menyadari bahwa pintu surga bukanlah sesuatu yang terbuat dari kayu atau batu. Itu adalah sembilan pintu yang harus dibuka dengan ketulusan dan kebaikan. Ia menemukan bahwa dengan menjaga sembilan pintu di dalam dirinya, ia telah berhasil menemukan jalan menuju kedamaian sejati, sebuah surga yang selalu ada di dalam hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline