Lihat ke Halaman Asli

Khairu Syukrillah

Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Catatan Senja

Diperbarui: 10 Juli 2020   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pri

Walaupun mata mampu bertahan untuk tidak berbinar, walau senyum berbalut tawa menjadi topeng paling baik dalam menyimpan luka dan bahkan tetesan air mata berubah menjadi canda yang tak biasa. 

Semuanya menjadi satu kesatuan dalam pelampiasan rasa sebagai pembuktian bahwa alam dan isinya tidak selalu menyakiti dan menyakitkan, masih ada serpihan-serpihan ketulusan yang telah disiapkan Tuhan sebagai pengobat rasa. 

Meskipun jeritan tak bersuara dalam dada terus dilontarkan sebagai pemberontakan, namun sesekali ditelinga berbisik bahwa Tuhan sudah sangat baik meminjamkan nyawa dan isinya, bahkan tidak disewa dalam waktu yang tak terkira.

Apakah masih pantas kita memekik keadilan terhadap rasa? Ah sudahlah, biarkan semuanya mengalir bagai air dengan cara yang tak biasa. Perlu sesekali meniru caranya yang tak akan terhenti hanya karena batu besar, bahkan deras akan dilahirkan dari rintangan dan halangan. 

Luapkan saja pada Tuhan melalui goresan sastra dan doa, lalu lupakan. Tak perlu semuanya diingat jika hanya akan melahirkan hati yang cacat. 

Catatkan saja semuanya pada sang senja, lalu hadirkan rasa sadar bahwa Tuhan maha asyik dalam menguji rasa. 

Guci, 10 Juli 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline