Lihat ke Halaman Asli

Social Movement Unisa 2025

Diperbarui: 21 September 2025   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta terus berupaya membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat untuk menghadapi tantangan zaman. Hal ini tampak dalam dua materi inspiratif yang disampaikan oleh Irfan Amalee dan Dr. Punang Amaripuja, S.E., S.T., M.IT, yang mengajak mahasiswa untuk bertransformasi dari "generasi rebahan" menjadi "generasi emas" yang siap bersaing di era digital dan revolusi industri.

1. Tiga Formula Rahasia Ubah Generasi
Dalam materinya, Irfan Amalee menjelaskan tiga langkah penting yang bisa dilakukan mahasiswa agar menjadi pribadi produktif dan berdaya:

Pertama, Find Your Life Mission
Mahasiswa diajak menemukan misi hidup dengan menggali empat hal penting:
Passion: apa yang disukai
Vocation: apa yang dikuasai
Profession: apa yang akan dijalani sebagai profesi
Mission: kontribusi yang akan diberikan pada dunia
Menemukan misi hidup menjadi fondasi untuk mengambil keputusan-keputusan penting di masa depan.

Kedua, Hack and Build Your System
Langkah ini fokus pada pembentukan kebiasaan dan pola pikir produktif, melalui:
Mengaktifkan 10 Tombol Rahasia seperti kesenangan, kebanggaan, rasa ingin tahu, minat, tujuan, kebutuhan, manfaat, tantangan, keyakinan, dan makna.
Menunda Kesenangan (Delay Instant Gratification): kemampuan menahan diri dari kesenangan sesaat demi tujuan jangka panjang---kunci sukses yang tidak tergantikan.
1% Atomic Habit: perubahan kecil yang konsisten dapat mengubah pola pikir dan perilaku karena 90% tindakan kita dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar.

Ketiga, Habiskan Jatah Gagal
Mahasiswa didorong untuk tidak takut gagal. Setiap kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.

2. Perguruan Tinggi di Era Digital
Sementara itu, Dr. Punang Amaripuja mengingatkan pentingnya kesiapan menghadapi era digital dan disrupsi teknologi. Beliau memaparkan perbedaan antara sustaining innovation (inovasi bertahap) dan disruptive innovation (inovasi yang mengubah peta persaingan).

Poin penting yang ditekankan adalah peran Artificial Intelligence (AI) dalam dunia kerja. Lulusan perguruan tinggi, termasuk dari Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, akan dituntut mampu mengintegrasikan AI dalam workflow mereka. Namun, penggunaan AI harus dilakukan secara bertanggung jawab, yakni:
Menjadikan AI sebagai asisten, bukan pengganti belajar
Menggunakannya untuk brainstorming, meringkas, dan latihan soal
Menjaga transparansi sesuai kebijakan dosen
Melakukan verifikasi fakta agar terhindar dari bias
Menjaga kejujuran akademik dan orisinalitas karya

Kesimpulan
Kedua materi ini saling melengkapi. Irfan Amalee membekali mahasiswa dengan pondasi karakter dan kebiasaan produktif, sementara Dr. Punang Amaripuja mengajarkan kesiapan menghadapi tantangan digital. Dengan kombinasi ini, mahasiswa Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta diharapkan mampu menjadi generasi emas yang berdaya saing tinggi, berkarakter kuat, dan mampu memanfaatkan teknologi secara etis untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline