Lihat ke Halaman Asli

Kayla Halfiana

Mahasiawa PAI FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Sudahkah Kurikulum Sekolah Membentuk Generasi Berakhlak Islami?

Diperbarui: 11 Oktober 2025   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Dalam islam, konsep kurikulum bermakna manhaj yaitu jalan terang yang dialalui oleh pendidik dan anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Kurikulum Pendidikan Islam adalah bahan--bahan pendidikan islam berupa kegiatan, pengetahuan, dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam.

Kurikulum pendidikan islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati generasi muda, pemulihan akhlak, dan membangunkan jiwa rohani.

Kurikulum pada sekolah umum (SD, SMP,SMA/SMK) di Indonesia sebenarnya sudah mencantumkan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai mata pelajaran wajib. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh masing-masing peserta didik. Namun, pelaksanaan kurikulum ini masih meghadapi beberapa kendala, diantaranya sebagai berikut:

1. Keterbatasan jam pelajaran agama, yang mana biasanya hanya 2 jam pelajaran per minggunya.

2. Pendekatannya yang masih bersifat kognitif, yaitu pembelajarannya berfokus pada pemahaman teori dan hafalan, bukan pada sikap atau tindakan nyata

3. Nilai-nilai islam belum diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya, seperti IPA, IPS, ataupun Matematika.

4. Lingkungan sekolah kurang mendukung pembiasaan sikap islami, artinya suasana dan budaya sekolah belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai islam yang bisa membentuk karakter peserta didik secara nyata, sehingga ajaran agama hanya dipahami secara teori, tidak terbiasa diamalkan dalam perilaku sehari-hari.

Akibatnya, tujuan pendidikan islam belum sepenuhnya tercapai.

Kurikulum Pendidikan Islam seharusnya berorientasi pada pembinaan iman, akhlak, dan kesadaran spiritual yang mendalam. Pendidikan Islam yang ideal harus mengarahkan peserta didik untuk beramal shaleh dan bertanggung jawab kepada Allah, menghubungkan ilmu dengan nilai-nilai moral dan keagamaan, serta menumbuhkan kepribadian yang seimbang antara jasmani, akal, dan Rohani.

Sementara itu, kurikulum sekolah umum di Indonesia lebih menekankan kompetensi akademik dan keterampilan (literasi, numerasi, kreativitas, dan kolaborasi). Walaupun nilai-nilai karakter diperkenalkan melalui Profil Pelajar Pancasila, implementasinya masih belum menguat pada spiritualitas islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline