Lihat ke Halaman Asli

Cuham Beib

Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Jualan Kopi Seduh di Atas Sadel

Diperbarui: 11 September 2021   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi oleh Zeni Nugroho , Silih Tulungan KPED Jabar

"Segelas kopi tidak hanya mengajarkan bahwa yang hitam tidak selalu kotor dan yang pahit tidak selalu menyedihkan. Seperti halnya kopi, meskipun ia hitam dan pahit, ia tidak pernah kehilangan penggemarnya. Banyak filosofi yang terkandung di dalam tiap seruputan kopi. Tidak terkecuali bagaimana memaknai hidup lewat aroma yang dihasilkan kopi tersebut..."

Itulah sebait caption sebuah e-poster program Silih Tulungan (Saling Menolong dalam bahasa Sunda) yang digulirkan oleh sebuah lembaga penanganan pandemi covid-19 yang bernaung di bawah pemerintah bernama Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat.

Dalam e-poster mengangkat salah seorang pelaku usaha kecil yaitu pedagang kopi seduh keliling, dengan menggunakan sepeda sebagai sarana atau media dagangnya. Selain kopi, ada minuman seduh lainnya dan aneka cemilan.

Tertera juga dalam e-poster jargon semangat menghadapi pandemi yang berbunyi, "Pandemi memang bikin sulit, tapi jangan dibuat rumit. Tetap optimas,  semangat untuk terus berusaha"

foto : Aucy_begundal

Adalah Mohammad Rinaldi Ruhimat atau yang akrab disapa Rey, pria sederhana berusia kepala 4 asal Bandung ini merupakan pegiat sepeda harian untuk transportasi aktivitasnya dari Cihanjuang, Kota Cimahi ke Kota Bandung .

Selain itu, ia juga pegiat sepeda hobi dan rekreasi. Tergabung dalam komunitas pesepeda Federal Bandung Indonesia (FBI), Gowes Baraya Bandung (GBB), dan komunitas pesepeda berbasis gerakan yaitu Boseh Bandung Juara (BBJ).

Usaha atau jasa yang dilakukan dengan menggunakan sepeda saat ini memang sudah jarang seperti pedagang jamu, pedagang makanan ringan,  dan loper koran. Rey adalah salah satu dari sekian orang yang tetap setia menjadikan sepeda sebagai sarana usahanya.

Untuk menyambung hidup, ayah dua anak ini mengawali usahanya sejak 7 tahun lalu setelah keluar dari pekerjaan proyek instalator listrik pada tahun 2014. Saat itu ia melihat peluang jualan kopi seduh di sekitar Alun Alun Kota Bandung cukup menjanjikan.

Ia pun semakin termotivasi terutama demi sesuap nasi, lalu mulai memberanikan diri menjajakan dagangannya sepanjang jalan yang dilaluinya dari Kota Cimahi ke Kota Bandung. Sasarannya adalah orang-orang yang sedang nongkrong dan santai di pinggir jalan khususnya para driver ojek online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline