Lihat ke Halaman Asli

Kaprawi Rahim

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri Bengkulu #Jika ingin mengenal dunia maka membacalah dan jika ingin dikenal dunia maka menulislah

Kuliah Online Penuh Kendala

Diperbarui: 1 Juli 2020   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaprawi Rahim Salah satu mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Bengkulu turut merasakan kendala belajar secara online

                                                         

Benarkah kuliah online tidak efektif...????

Kaprawi Rahim, Bengkulu

 Dalam rangka mengikuti himbauan Derekturat Jendral Pendidikan Tinggi Agama, untuk memutus rantai penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) atau yang familiar disebut Virus Corona, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu (IAIN Bengkulu) merubah sistem perkuliahan, yang sebelumnya manual (Tatap Muka), menjadi perkulihan dengan sistem Dalam Jaringan (Daring) atau online pada setiap mata kuliah.

Perubahan sistem perkuliahan yang semula tatap muka menjadi peruliahan dengan sistem online, diharapkan bisa berjalan dengan efektif dan efesien. Serta tidak membebankan mahasisawa dalam mengikuti perkuliahan yang berlangsusng secara online.

 Namun hal yang diharapkan berbeda jauh dari fakta yang dialami sebagian besar mahasiswa. Keefektifan pembelajaran daring menjadi persoalan bagi sebagian besar mahasiswa, seperti banyaknya tugas, minimnya fasilitas, yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan.

Kumarudin, salah satu mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES), mengeluhkan pemberlakuan sistem peruliahan dalam jaringan atau online. Dia menjelaskan perkulahan dengan sistem online sangat membebani mahasiswa. Hal ini dikarenakan sebagaian besar mahasiswa IAIN Bengkulu berdomisili di desa, dengan sinyal yang tidak stabil bahkan tidak ada sama sekali.

"Mahasiswa IAIN Bengkulu ini, lebih kurang delapan puluh persen berasal dari desa, termasuk salah satunya saya. Jika perkulihan dilakukan dengan sistem online, maka mahasiswa yang terlanjur pulang kampung, tidak bisa mengikuti perkulihan dengan efektif dan efesien, karena sebagian besar di desa-desa mahasiswa terkendala dengan sinyal." Ujarnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Ganda Warman selaku mahasiswa Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial " Berkaitan dengan kuliah online tentu yang menjadi kendala adalah sinyal/jaringan, kuota, dan laptop. Bahwasannya, sekarang kebanyakan susah sinyal di beberapa daerah pelosok khususnya. Dan tidak semua mahasiswa mempunyai peralatan perkuliahan seperti laptop." Ungkapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline