Lihat ke Halaman Asli

Kania Husna

Mahasiswa

Pemuda Sebagai Role Model Jembatan Toleransi dan Persatuan di Era Globalisasi

Diperbarui: 1 Juni 2025   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Moderasi beragama adalah konsep yang selalu mendapat perhatian di tengah masalah sosial dan politik global saat ini. Indonesia, dengan keberagamannya yang kaya, menjadi salah satu negara yang paling relevan dalam pembahasan ini. Di tengah beragaman agama dan budaya, pemuda memegang peranan penting dalam menjaga harmoni dan kedamaian. Mereka adalah generasi yang akan mewarisi dan membentuk masa depan bangsa. Pada pundak mereka terdapat tanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis, dan penuh dengan rasa persatuan.

Di era digital ini, kreativitas pemuda tak boleh terhambat. Sebab segala jal dapat diakses dengan mudah saat ini. Konten kreatif yang mengajak masyarakat untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, seperti video, gambar, atau tulisan, di media sosial dapat menjadi upaya efektif untuk menjangkau masyarakat luas. Jiwa Kepemimpinan yang menjunjung tinggi toleransi dan persatuan juga menjadi kunci dalam membangun komunitas yang harmonis

Namun, membangun toleransi dan persatuan tentu bukan tanpa tantangan. Di era digital, informasi yang salah dan tak jarang mengandung provokasi kebencian dapat menyebar dengan sangat mudah. Pemuda sering menjadi target utama kelompok-kelompok radikal karena mereka dianggap lebih mudah dipengaruhi. Selain itu, kurangnya pemahaman yang mendalam tentang agama dan sejarah yang juga dapat membuat pemuda terjebak dalam pandangan yang sempit dan fanatik. Selaiknitu, Media sosial, meskipun bisa menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan pesan moderasi, juga dapat menjadi lahan subur bagi penyebaran ide-ide radikal. Informasi yang tidak terverifikasi dan hoaks dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi pandangan pemuda. Oleh karena itu, literasi digital menjadi sangat penting. Pemuda harus diajarkan untuk berpikir kritis dan mampu memilah informasi yang mereka terima.

Melihat keadaan tersebut pemuda sebagai role model yang menjembatani toleransi dan persatuan tidak boleh berdiam diri. Tentunya upaya yang dapat dilakukan ialah dengan membangun sikap toleransi yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghormati perbedaan pendapat, menerima keragaman budaya, dan bergaul dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, menjadi langkah awal yang penting. Keterlibatan aktif dalam kegiatan yang mempromosikan toleransi dan persatuan, seperti dialog antarumat beragama, seminar tentang toleransi, atau kegiatan sosial yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat, juga menjadi cara efektif untuk menyebarkan pesan toleransi.

Di sisi lain, pemuda juga memiliki banyak peluang untuk mewujudkan toleransi dan persatuan. Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan toleransi dan persatuan kepada masyarakat luas. Media sosial, platform online, dan komunitas virtual dapat menjadi wadah untuk membangun dialog antarumat beragama dan memperkuat rasa persatuan bangsa.

Maka dari pada itu, anak muda perlu dibekali pemahaman moderasi beragama agar dapat menyampaikan pesan-pesan toleransi persatan. Diantarnya sebagai berikut :

  • Pertama, pendidikan agama yang inklusif dan komprehensif. Kurikulum pendidikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya mengajarkan doktrin agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai universal seperti toleransi, keadilan, dan perdamaian.
  • Kedua, promosi dialog antaragama. Melalui dialog, pemuda dapat memahami perspektif dan keyakinan orang lain. Ini akan mengurangi kesalahpahaman dan prasangka yang sering menjadi sumber konflik. Kegiatan seperti diskusi, seminar, dan kunjungan antar komunitas agama dapat menjadi sarana yang efektif.
  • Ketiga, pemberdayaan pemuda melalui kegiatan sosial dan budaya. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antar pemuda dari latar belakang yang berbeda, tetapi juga mengajarkan mereka untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Ini akan membangun rasa solidaritas dan kebersamaan yang kuat.

Oleh karena itu Pemuda Sebagai Role Model dalam menjembatani toleransi dan persatuan seharusnya bisa berperan aktif beriringan dengan perkembangan zaman. Disisi lain untuk menyongsong pemuda yang diharapkan  perlu peranan dari berbagai pihak secara kompleks untuk membangun strategi-strateginya, tak perlu langsung melangkah ke hal yang besar, lakukan lah perlahan namun pasti agar mewujudkan kehidupan umat beragama yang harmonis di tengah keragaman Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline