Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

Pak Wiranto Bukan Bang Toyib

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiga kali puasa

Tiga hari lebaran

Abang tak pulang-pulang

Sepucuk surat pun tak datang

Bagi penggemar dangdutan, penggalan syair lagu itu pasti sudah familiar. Ya, itu adalah penggalan lagu berjudul Bang Toyib yang dipopulerkan penyanyi dangdut Rimba Mustika. Lagu itu, sempat booming, banyak didengarkan di mana-mana. Lagu itu, menceritakan keluh kesah seorang istri terhadap suaminya yang bernama Bang Toyib yang tak pulang-pulang, selama tiga kali lebaran. Sementara anaknya terus menanyakan.

Lalu, apa hubungannya Bang Toyib dengan Pak Wiranto? Tidak ada hubungan memang. Pak Wir, bukanlah Bang Toyib. Karena pastinya Pak Wir, setiap lebaran selama bersama keluarga, tak seperti Bang Toyib, yang tak nongol dirumah sampai tiga kali lebaran tiba.

Pak Wir, bukanlah Bang Toyib. Dia bukan orang sembarangan. Pak Wir itu, mantan Panglima TNI, juga sempat jadi menteri. Pak Wir juga pernah menjadi calon presiden, lalu setelah itu, ia mendirikan partai, yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang hingga kini ia nakhodai.

Saat ini, di tahun 2014 ini, Pak Wir sedang meretas asa bersama Pak Hary Tanoesoedibjo untuk bisa manggung di pentas Pilpres 2014. Bahkan duet Pak Wir dengan Pak Tanoe sudah dideklarasikan pada 2 Juli 2013, dengan tagline Win-HT alias pasangan Wiranto-Hary Tanoe. Bagi Pak Wir sendiri, ajang Pilpres 2014, bukanlah yang pertama.

Pada 2004, Pak Wir sempat ikut 'lebaran politik'. Kala itu, ia menang konvensi penjaringan capres yang digelar Partai Golkar. Di konvensi, Pak Wir menyingkirkan beberapa nama tenar, seperti Pak Prabowo Subianto, Pak Aburizal Bakrie dan Bang Akbar Tandjung.

Usai menang konvensi, Pak Wir pun secepat kilat mencari kawan berduet. Saat itu, Golkar pun tengah sumringah, karena menang di pemilu legislatif. Ya, pada pemilu 2004, beringin diatas angin. Partai dengan warna kebesaran kuning itu, menjadi partai yang mendapat perolehan suara terbesar diantara partai-partai lain yang ikut pemilu.

Padahal pada pemilu 1999, Golkar hanya ada diurutan dua, dibawah PDI-P yang kala itu keluar sebagai partai peraih suara terbanyak. Maka, dengan modal pemenang pemilu 2004, Golkar sedang dalam puncak kepercayaan diri. Dalam Pilpres, beringin optimis bisa kembali jadi pemenang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline