Lihat ke Halaman Asli

Jumari Haryadi Kohar

TERVERIFIKASI

Penulis, trainer, dan motivator

Ternyata Hidup Kita Tidak Bisa Lepas dari Sampah

Diperbarui: 10 Maret 2016   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah satu Timbunan Sampah di TPA Alam Kari, kotabumi -Lampung Utara (Sumber: J.Haryadi)"][/caption]

Oleh: J. Haryadi

Sampah merupakan masalah perkotaan yang cukup rumit. Setiap hari masyarakat memproduksi sampah dan tidak sedikit mereka membuangnya secara sembarangan. Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi lingkungan. Sampah yang menumpuk bisa menimbulkan berbagai masalah seperti banjir, bau yang menyengat hidung dan menggangu pernapasan, bibit penyakit, dan masalah lainnya. Hal ini tentu saja tidak boleh dibiarkan dan harus dicarikan solusinya. 

Aktivitas manusia selalu menciptakan sampah

Setiap aktivitas manusia hampir dipastikan melahirkan sampah. Sumber sampah itu bermacam-macam. Misalnya sampah yang diproduksi masyarakat yang bersumber dari kegiatan sehari-hari, seperti memasak. Sisa-sisa sayuran, kotoran hewan (ikan, daging ayam, daging sapi, daging kambing) dan bekas bumbu dapur akan menghasilkan sampah rumah tangga. Belum lagi sampah plastik yang dihasilkan dari kantong kresek bekas wadah bahan belanjaan.

Ketika makanan sudah matang dan siap disajikan, semua anggota keluarga segera menyantapnya. Sayangnya tidak semua makanan tersebut habis dikonsumsi. Ada bagian-bagian tertentu yang tidak dimakan dan akhirnya menjadi sampah, seperti tulang ikan, irisan tomat, irisan cabai, bumbu dapur seperti laos, daun serei, sisa nasi, dan sebagainya. Semua itu akhirnya harus dibuang ke kotak sampah, sehingga menambah banyak tumpukan sampah di dapur.

Suatu saat ada anggota keluarga yang baru pulang dari kantor atau sekolah sambil membawa minuman ringan dalam kemasan botol plastik atau kaleng. Setelah di rumah, minuman tersebut dikonsumsi. Botol plastik atau kaleng minuman yang sudah kosong tersebut juga akhirnya menjadi sampah.

Malam hari, ketika anak-anak sedang mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) menggunakan kertas HVS. Tiba-tiba anak tersebut meremas-remas kertas yang tadi digunakannya sebagai tempat mengerjakan PR-nya. Ternyata dia kesal karena apa yang dikerjakannya salah. Kemudian dia sengaja merusak kertas tersebut dan membuangnya. Akhirnya kertas yang tadi di remasnya telah menciptakan sampah baru dan kembali memenuhi kotak sampah.

Satu jam kemudian, anak yang tadi mengerjakan PR bermaksud buang air ke WC. Ketika hendak menyalakan lampu, ternyata lampunya tidak bisa menyala. Ternyata lampu tersebut ruak. Tak lama kemudian lampu tersebut diambil dan diganti dengan lampu yang baru. Lampu lama tidak bisa digunakan lagi dan terpaksa harus menjadi sampah.

Dua hari kemudian ada tamu yang berkunjung dengan membawa anak kecil. Tuan rumah segera menyuguhkan minuman hangat dengan menggunakan gelas yang terbuat dari kaca. Juga beberapa kue yang disimpan dalam toples, juga berbahan kaca. Tidak lama kemudian terdengar bunyi pecahan kaca yang jatuh ke lantai. Ternyata ini  gelas yang disuguhkan untuk tamu terjatuh ke lantai, sehingga pecah berantakan. Semua ini akibat ulah anak kecil yang mau minum, tetapi terlepas dari tangannya.  Pecahan kaca tersebut segera dibersihkan dan akhirnya menjadi sampah.

Sudah menjadi kebiasaan setiap keluarga memanfaatkan hari liburnya dengan beragam aktivitas. Ada yang pergi bertamasya keluar kota, ada juga yang menikmati liburan sambil berolah raga di area Car Free Day, atau ada juga yang hanya sekedar membersihkan lingkungan rumahnya. Semua aktivitas keluarga di waktu liburan ini pun tetap melahirkan sampah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline