Lihat ke Halaman Asli

Julia Inayah

mahasiswa

Apa yang Kita Tanam Itu yang Kita Tuai

Diperbarui: 12 April 2024   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemateri: Dr.  Wahyu Hidayat, M.Ag.

Jum’at, 22 Maret 2024, 11 Ramadhan 1445 H 

            

Di tengah gemerlap dunia yang sering kali terombang-ambing oleh gelombang kezaliman, hadis ke-24 mengingatkan kita akan besarnya bahaya kezaliman. Kezaliman tidak hanya merugikan orang yang menjadi korban, tetapi juga menciptakan ketidakseimbangan sosial yang merusak. Kezaliman dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari perlakuan tidak adil terhadap sesama manusia hingga penindasan terhadap hak-hak asasi manusia. Namun, di tengah kegelapan kezaliman, cahaya hidayah Allah tetap bersinar. Allah adalah sumber hidayah dan rezeki yang tidak terbatas. Dia senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang mencari kebenaran dan keadilan.

Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak pernah meninggalkan hamba-Nya sendirian dalam menghadapi cobaan hidup. Kemurahan dan ampunan-Nya meliputi segala aspek kehidupan manusia. Meskipun manusia sering kali melakukan kesalahan dan dosa, Allah tetap terbuka untuk memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus. Tidak ada dosa yang terlalu besar baginya untuk dimaafkan asalkan hamba tersebut sungguh-sungguh bertaubat dan berusaha memperbaiki diri.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mengalami konflik antara kebaikan dan keburukan. Namun, hadis ke-24 mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, baik dan buruk akan kembali kepada pelakunya. Tidak ada kezaliman yang akan luput dari keadilan Allah, tidak ada kebaikan yang akan sia-sia di sisi-Nya. Setiap perbuatan baik akan dihitung pahalanya, sedangkan setiap perbuatan buruk akan mendapat balasan yang sesuai. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan dan keadilan dalam setiap tindakan dan perilakunya.

Bahaya kezaliman merupakan ancaman serius bagi kesejahteraan dan keadilan dalam masyarakat. Ketika kezaliman terjadi, hak-hak individu tidak lagi dihormati, dan keadilan menjadi sebuah impian yang jauh. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, mulai dari politik hingga hubungan antarmanusia. Contohnya, dalam dunia politik, kezaliman sering kali terjadi dalam bentuk korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Para pemimpin yang korup tidak hanya merugikan negara dan rakyatnya, tetapi juga menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpercayaan dalam masyarakat.

Namun demikian, meskipun kezaliman sering kali mendominasi berita dan menghancurkan kehidupan banyak orang, kita tidak boleh kehilangan harapan. Allah adalah sumber hidayah dan rezeki yang tidak terbatas. Dia senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang mencari kebenaran dan keadilan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Dan Kami akan memberikan petunjuk kepada mereka jalan-jalan (kebenaran) Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).

Kemurahan dan ampunan Allah juga merupakan hal yang patut kita syukuri. Meskipun kita sering kali melakukan kesalahan dan dosa, Allah tetap terbuka untuk memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu berbuat dosa pada malam hari, kemudian kamu berdoa meminta ampunan-Ku, Aku memberikan ampunan kepadamu. Kemudian kamu berbuat dosa pada siang hari, kemudian kamu berdoa meminta ampunan-Ku, Aku memberikan ampunan kepadamu. Wahai hamba-Ku, sekiranya dosa-dosamu itu sebanyak bilangan awan di langit, kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan memberikan ampunan kepadamu. Wahai hamba-Ku, sekiranya dosa-dosamu itu sebanyak bilangan butir pasir di bumi, kemudian kamu bertemu dengan Aku dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan memberikan kepadamu ampunan sebanyak itu pula.” (HR. Tirmidzi).

Selain itu, kebaikan dan keburukan akan kembali kepada pelakunya. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8). Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk, karena pada akhirnya kita akan bertanggung jawab atas semua perbuatan kita di hadapan Allah.

Dalam konteks sosial dan politik, penting bagi kita untuk memperjuangkan keadilan dan merespons kezaliman dengan bijaksana. Kita harus mengambil sikap tegas terhadap setiap bentuk kezaliman dan korupsi, serta mendukung upaya-upaya untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan berpihak kepada rakyat. Selain itu, kita juga harus memberikan dukungan kepada para aktivis dan pejuang hak asasi manusia yang berjuang untuk keadilan dan kebenaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline