Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Sopan Santun Beroda: Panduan Generasi Milenial Memuliakan Lansia di Transportasi Umum

Diperbarui: 13 Oktober 2025   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Memuliakan lansia di transportasi umum. | Image by Unsplash/Getty Images

Transportasi umum adalah urat nadi sebuah kota. Setiap hari, jutaan orang dari berbagai latar belakang dan usia bertemu, berinteraksi, dan berbagi ruang di dalam bus, kereta, atau KRL. Di antara keramaian ini, ada kelompok yang secara fisik membutuhkan perhatian lebih, yaitu para lansia atau lanjut usia. 

Generasi milenial, sebagai pengguna terbesar dan paling dinamis, memiliki peran penting dalam memastikan bahwa etika di transportasi umum benar-benar diterapkan, khususnya dalam memuliakan para lansia. Ini bukan sekadar aturan, tapi cerminan dari budaya dan kepedulian kita sebagai bangsa.

Kenyamanan dan keselamatan lansia di transportasi umum sering kali terabaikan. Mereka menghadapi tantangan mobilitas, keseimbangan, dan stamina yang jauh berbeda dengan anak muda. Oleh karena itu, sudah saatnya kita menggeser fokus dari sekadar mengejar tempat duduk nyaman menjadi memberikan tempat duduk yang memang dibutuhkan. 

Artikel ini akan membahas tiga bahasan utama: memahami tantangan lansia di moda raya, panduan praktis etika prioritas untuk milenial, dan pentingnya membangun budaya empati kolektif. Tujuannya sederhana: agar perjalanan para lansia menjadi lebih aman, nyaman, dan bermartabat.

Memahami Tantangan Lansia di Moda Raya

Bagi sebagian besar lansia, menggunakan transportasi umum bisa menjadi sebuah perjuangan. Kondisi fisik yang menurun membuat mereka rentan terhadap berbagai risiko. Mari kita telaah beberapa tantangan nyata yang mereka hadapi.

Pertama, masalah fisik dan keseimbangan. Lansia sering kali memiliki kepadatan tulang yang berkurang dan kekuatan otot yang melemah. Berdiri saat kendaraan bergerak, apalagi dalam kondisi mendadak rem, sangat berisiko. Goncangan kecil bisa membuat mereka kehilangan keseimbangan dan jatuh.

Kedua, keterbatasan gerak dan waktu. Proses naik dan turun dari bus atau kereta membutuhkan waktu lebih lama. Langkah mereka tidak secepat kita, dan sering kali mereka kesulitan mengangkat kaki tinggi-tinggi ke tangga kendaraan. Ketergesaan penumpang lain sering kali membuat mereka merasa tertekan dan terburu-buru.

Ketiga, sensitivitas lingkungan. Keramaian, kebisingan, dan suhu yang ekstrem bisa menjadi pemicu stres bagi lansia. Mereka mungkin juga kesulitan melihat atau mendengar pengumuman, yang membuat mereka cemas akan melewatkan stasiun tujuan.

Keempat, isu kursi prioritas yang diabaikan. Hampir semua transportasi umum menyediakan kursi khusus, namun sayangnya, kursi ini sering diduduki oleh penumpang yang tidak memprioritaskan diri mereka sendiri. Melihat kursi prioritas penuh oleh anak muda yang berpura-pura tidur adalah pemandangan yang menyedihkan dan melukai perasaan.

Kelima, beban bawaan. Lansia mungkin membawa tas belanjaan atau barang pribadi yang berat. Mengurus barang-barang ini sambil berpegangan agar tidak jatuh adalah tugas ganda yang sulit dilakukan dalam kondisi transportasi yang penuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline