Masalah kerusakan lingkungan di sekitar kita adalah tanggung jawab bersama. Bumi yang kita tinggali ini sering terluka karena ulah manusia yang membuang sampah sembarangan tanpa memikirkan dampaknya.
Namun, ada secercah harapan yang muncul dari anak-anak sekolah di negeri ini. Mereka belajar dan bergerak bersama untuk peduli pada alam. Mereka melakukan perubahan nyata, mulai dari rumah hingga sekolah.
Mereka adalah siswa-siswi baru kelas 1 di SMP Plus Al Ghifari Kota Bandung. Mereka telah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dimulai sejak Senin, 14 Juli 2025. Di antara hal-hal baru yang mereka pelajari, ada satu kebiasaan sederhana yang menyimpan makna besar.
Hari Pertama Masuk Sekolah menjadi momen penting. Sejak hari itu, para siswa baru ini membawa bekal makanan sendiri dari rumah. Bukan sembarang bekal, tapi bekal yang dikemas dalam wadah pakai ulang. Mereka membawa "bisting" untuk nasi dan lauk pauk, serta "kempis" untuk air minum, tanpa menggunakan sedotan plastik.
Nandang Sutiana, S.Pd.I, Kepala Sekolah SMP Plus Al Ghifari, pada Selasa, 15 Juli 2025, menjelaskan tentang kepedulian anak didiknya ini. Saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Inspeksi Pengairan No. 23, Cisaranten Kulon, Arcamanik, Kota Bandung, ia menyampaikan bagaimana kesadaran lingkungan ini dimulai sejak hari pertama sekolah.
Saat jam istirahat, anak-anak dengan tenang menyantap bekal mereka masing-masing. Ini adalah bentuk nyata kepedulian mereka terhadap lingkungan.
Gerakan Kecil dengan Dampak Besar
Inisiatif membawa wadah bekal sendiri ini mungkin terlihat sederhana, namun dampaknya sangat besar. Setiap hari, jutaan kemasan makanan dan minuman sekali pakai dibuang dan menjadi sampah.
Sampah-sampah ini membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk terurai. Dengan membawa wadah bekal sendiri, para siswa SMP Plus Al Ghifari ini mengurangi tumpukan sampah plastik yang mencemari lingkungan.
Ini adalah langkah nyata yang dimulai dari hal kecil, dari kebiasaan sehari-hari. Mereka menunjukkan bahwa perubahan positif tidak selalu harus dimulai dari aksi besar.
Tindakan-tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten oleh banyak orang bisa menciptakan gelombang perubahan yang signifikan. Para siswa ini membuktikan bahwa peduli lingkungan bisa dimulai dari meja makan mereka sendiri.