Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Kenali Istilah "Pelupa" pada Anak: Apakah Normal atau Pertanda Masalah?

Diperbarui: 6 Februari 2025   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Kenali istilah "pelupa" pada anak: apakah normal atau pertanda masalah?. | Image by Freepik

Lupa adalah bagian dari pengalaman manusia, tak terkecuali pada anak-anak. Sesekali lupa akan sesuatu, seperti lupa membawa buku pelajaran atau lupa mengerjakan pekerjaan rumah, adalah hal yang wajar. Namun, ketika lupa terjadi terlalu sering dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari anak, baik di rumah maupun di sekolah, orang tua perlu mulai memperhatikan dan mencari tahu lebih lanjut.

"Pelupa": Antara Normal dan Perlu Perhatian

Lupa adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia, termasuk pada anak-anak. Sesekali lupa akan sesuatu, seperti lupa membawa buku pelajaran atau lupa mengerjakan pekerjaan rumah, adalah hal yang wajar. Namun, ketika lupa terjadi terlalu sering dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari anak, baik di rumah maupun di sekolah, orang tua perlu mulai memperhatikan dan mencari tahu lebih lanjut. 

Pada dasarnya, istilah "pelupa" tidak serta merta menunjukkan adanya masalah medis atau gangguan tertentu pada anak. Lupa bisa jadi merupakan bagian dari perkembangan kognitif anak yang masih berlangsung. Anak-anak, terutama yang masih kecil, masih dalam tahap belajar untuk memproses dan menyimpan informasi dengan baik.

Namun, ada beberapa kondisi di mana lupa pada anak perlu mendapatkan perhatian lebih, yaitu ketika lupa terjadi terlalu sering, mengganggu aktivitas, atau disertai gejala lain. Jika anak hampir setiap hari lupa akan sesuatu, seperti lupa membawa tugas sekolah, lupa jadwal les, atau lupa pesan yang disampaikan orang tua, ini bisa menjadi tanda adanya masalah. 

Lupa yang menyebabkan anak kesulitan belajar, bermain, atau berinteraksi dengan teman-temannya juga perlu diwaspadai. Misalnya, anak jadi sering ketinggalan pelajaran karena lupa membawa buku, atau jadi sulit bermain dengan teman karena lupa aturan permainannya. 

Lebih lanjut, jika lupa disertai dengan gejala lain seperti sulit fokus, mudah marah, atau prestasi belajar menurun drastis, kemungkinan ada masalah yang lebih serius yang perlu ditangani.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa lupa pada anak adalah hal yang umum, tetapi tidak boleh diabaikan. Dengan memahami penyebabnya dan mengambil langkah-langkah yang tepat, orang tua dapat membantu anak mengatasi masalah lupa dan mendukung perkembangan kognitifnya secara optimal. 

Jika Anda khawatir dengan kebiasaan lupa anak Anda, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, seperti observasi dengan cermat, ciptakan rutinitas, beri pengingat, komunikasi terbuka, dan konsultasi dengan ahli. Dengan perhatian dan penanganan yang tepat, anak-anak dapat belajar dan berkembang dengan baik, meskipun sesekali lupa adalah bagian dari perjalanan mereka.

Faktor-Faktor Penyebab Lupa pada Anak

Lupa pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berkaitan dengan perkembangan kognitif, gaya hidup, maupun kondisi kesehatan tertentu. Memahami faktor-faktor ini penting bagi orang tua agar dapat memberikan dukungan yang tepat bagi anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline