Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Cerpen | Kucing- kucingan

Diperbarui: 23 Agustus 2019   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict: ruangmuslimah.co

Setelah lebaran haji, Sherly mengikuti diklat untuk sertifikasi pendidik. Rencana untuk melamarnya otomatis tertunda. Aku tak mungkin membuat pikiran Sherly bercabang. 

Lokasi diklat di salah satu hotel di kawasan Kaliurang. Aku dan Sherly kebetulan berada di satu lokasi. Akhirnya kami main kucing-kucingan di hotel ini. Sherly menjadi peserta Diklat sementara aku menjadi salah satu instrukturnya.

***

Sebelumnya aku sama sekali tak membayangkan kalau aku akan menjadi instruktur diklatnya. Aku hanya mengikuti seleksi instruktur nasional saja. Dan ternyata bisa lolos. Dari Fakultas kami ada Pak Widi juga yang menjadi instruktur.

Aku tak pernah mendengar kabar tentang Sherly selepas wisudanya. Aku baru bertemu dengannya di kantor dosen ketika dia mau legalisir ijazah. Di sanalah bibit perasaan yang pernah ada menjadi bersemi kembali. Istilahnya tujuh tahun cinta dalam diam terus kena air hujan. Hahaha...

Sherly waktu itu sibuk persiapan untuk administrasi diklat. Sekali lagi aku tak berpikir kalau menjadi instruktur diklatnya. Dalam pikiranku, aku memang bisa jadi instruktur tapi tak menjadi instruktur bagi dirinya. Oleh karenanya aku tak cerita banyak kepadanya.

Saat pengumuman waktu dan tempat diklat pun aku masih positive thinking. Dia tak akan satu tempat dengan tempat aku menjadi instruktur. Dia masuk peserta pada gelombang pertama Diklat. Kalau tak keliru penentuan peserta tiap gelombang itu berdasarkan nilai capaian ujian Kompetensinya. 

"Hmmmm... Berarti aku benar-benar mendapatkan calon istri yang pinter..." Batinku merasa konyol. Pasti lebih pinter dialah dibandingkan aku. Dia lulus 3 tahun lebih dulu ketimbang aku.

"Aku diklat di Eden 1, Sang..." Begitu ketiknya di WA.

Aku cuma diamkan saja. Pertama karena dia menyalahi kesepakatan bagaimana dia harus memanggilku. Kedua karena aku masih berpikir keras dan merasa surprise dengan kabar tadi. Kami pada satu hotel pas diklat nanti. Bedanya ya itu tadi, dia jadi peserta, aku yang jadi instruktur. Aku masih berharap tak masuk di kelasnya.

Aku sempat mengecek lagi WA Sherly.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline