Lihat ke Halaman Asli

吳明源 (Jonathan Calvin)

Pencerita berdasar fakta

Derita Si Pelipur Lara

Diperbarui: 19 Juni 2018   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://newswantara.com/

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mengunjungi salah satu tempat wisata di Pulau Dewata, banyak orang menyebutnya sebagai Desa Penglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli. Yap, desa yang memiliki arti sebagai penghibur orang yang sedih cukup sukses menawarkan suasana kental desa adat di Pulau Dewata dengan menonjolkan sisi kesakralannya dan tidak meninggalkan sisi seni dari segi bangunan. Memang seperti arti namanya, Desa Penglipuran memang memberikan hiburan bagi para wisatawan terlepas kondisi wisatawan yang berkunjung sedih ataupun senang.

Untuk sekedar diketahui, sebelum saya berkunjung ke desa adat ini, saya sempat mencari jejak dan prestasi desa ini. Cukup mencengangkan ternyata, desa tersebut berhasil memperoleh predikat desa terbaik di dunia selain desa terbaik di dunia selain Desa Mawlynnong di India dan Desa Giethoorn di Belanda

Semua yang telah dicapai memang berbeda dengan kenyataan di lapangan, khususnya untuk Desa Penglipuran sendiri. Saat ini, Desa Penglipuran memang masih menjadi primadona sebagai sebuah objek wisata berbekal prestasinya tersebut. Namun, di tengah prestasi yang telah digenggam, terdapat sedikit perbedaan yang sedikit mencolok antara Desa Penglipuran dengan desa di sekitarnya.

Entah karena berbeda desa, namun dapat terlihat perbedaan yang cukup nyata dimana para turis seakan-akan diarahkan pada keindahan satu jalan yang dikenal Desa Penglipuran dimana kondisi rumah warga dalam satu jalan tersebut memang tampak rapi dan cukup terawat. Para warga sekitar pun membuka berbagai macam usaha mulai dari Homestay hingga warung makanan.

Namun, apabila kita menengok kondisi rumah warga di luar jalan yang dilewati oleh para turis, kondisinya pun cukup memprihatinkan karena memang sangat jarang turis terlihat "blusukan" untuk melihat kondisi dari rumah warga sekitar di luar jalan utama. Dengan mendunianya reputasi Desa Penglipuran sebagai tempat wisata nomor wahid di Pulau Dewata memang sebaiknya juga mengembangkan kondisi perekonomian desa di sekitarnya karena sesuai dengan prinsip keadilan sosial yang dianut di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline