Lihat ke Halaman Asli

Kasihan, Orang Sebaik Dia Ngga Masuk Surga

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dua orang berbeda agama, berkawan dekat. Keduanya baik satu sama lain. Orang pertama beragama X, sering merasa iba terhadap orang kedua yang beragama Y.

"Sayang sekali, orang sebaik kawanku ini tidak mendapatkan petunjuk untuk memeluk agamaku. Kasihan, dia tidak akan bisa masuk surga. Segala kebaikannya akan tertolak. Karena cuma agamaku yang diterima di sisiNya"

Sebaliknya orang kedua juga berpikiran sama. Menyayangkan nasib temannya yang beragama X yang tidak bakal masuk surga, karena hanya agama Y lah yang diterima di sisiNya."

Berkali-kali mereka saling berdoa diam-diam agar kawannya mendapatkan petunjuk sehingga bisa memeluk agama yang benar.

Mungkin saja, kita juga merasakan hal yang serupa. Kitalah si pemilik agama yang benar itu. Kitalah sang calon penghuni surga itu. Sementara orang lain, saudara kita, kerabat kita, sahabat kita yang berbeda agama, sebaik apapun dia, maka nerakalah tempatnya. Kita, mungkin tanpa sengaja, menjadikan diri kita sebagai hakim. Padahal, sesungguhnya kita tidaklah tahu apa-apa melainkan sedikit saja. Dan akupun begitu. Aku yang memeluk agamaku ini lantaran warisan dari orang tuaku, seringkali mengklaim bahwa orang-orang dari agamaku saja yang layak masuk surga. Duh, Tuhan ampuni hamba...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline