Lihat ke Halaman Asli

Jhon Sitorus

TERVERIFIKASI

Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Banjir Menghantui Jakarta, Waspada Potensi Masif Penyebaran Covid-19

Diperbarui: 22 September 2020   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilsutrasi Banjir di Jakarta yang melumpuhkan aktivitas serta berpotensi membuat pusat kerumunan. Sumber : Antaranews

Bak perempuan seksi dan cantik, begitulah Jakarta yang selalu tak pernah luput dari perhatian seantero negeri. Selama ini, Jakarta menjadi perhatian utama dalam penanganan Covid-19. 

Selain karena angkanya yang tertinggi dibanding provinsi lainnya, Jakarta juga merupakan sentra perekonomian sehingga segala sesuatu keputusan baik daerah maupun pusat menjadi berita menarik bagi khalayak umum. Jakarta juga merupakan pusat segala kegiatan jasa di negeri ini sehingga sedikit saja ada perubahan, sudah pasti perhatian menuju Ibukota.

Hingga hari Selasa, 22 September 2020 Jakarta masih memegang tertinggi baik kasus harian maupun kumulatif Covid-19 dengan catatan harian 1.236 kasus positif. Total keseluruhan 64.554 dari angka nasional sebesar 252.923 kasus positif. Ini artinya, DKI Jakarta menyumbang atau (25,5%) terhadap total kasus nasional dari 34 provinsi di Indonesia.

Angka tersebut memang sangat besar apalagi jika dibandingkan dengan 33 provinsi lainnya. Provinsi terbanyak kedua, Jawa Timur bahkan berada jauh dibawah angka positif DKI Jakarta, yaitu 41,417 kasus positif atau 16,3% dari kasus positif nasional. Tetapi angka ini satu sisi juga sebuah pencapaian yang patut diapresiasi karena kemampuan tes Covid-19 DKI Jakarta jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain.

Per bulan Agustus saja, DKI Jakarta telah melakukan tes lebih dari 500.000 orang dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), menyumbang separuh angka tes nasional yang telah melewati 1 juta tes PCR, jadi sebuah kewajaran jika angka positif Covid-19 di DKI Jakarta bisa lebih tinggi dari provinsi lainnya. Tetapi tingginya angka kasus positif di DKI Jakarta juga nampaknya disikapi serius baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah provinsi DKI Itu sendiri. PSBB jilid II bahkan diberlakukan setelah rata-rata harian positif Covid-19 di DKI Jakarta selalu menyentuh angka 1.000 pasien positif atau 1/3 dari jumlah positif nasional.

Ini memang mengkawatirkan karena tingginya angka positif kurang bisa ditandingi dengan ketersediaan tenaga medis dan fasilitas karantina yang memadai. Hal ini terlihat dari jumlah kapasitas tempat tidur isolasi pasien Covid-19 yang sudah terpakai, lebih dari 80% sudah terpakai di seluruh 67 rumah sakit rujukan di DKI Jakarta, apalagi kebijakan pemerintah daerah yang menyatakan bahwa tidak akan diperbolehkan bagi pasien untuk isolasi mandiri membuat ketersediaan rumah sakit semakin terbatas.

Jumlah pasien dan kebutuhan ruangan yang meningkat tentu berjalan seiring dengan kebutuhan tenaga medis yang meningkat. Awal September, Pemprov DKI Jakarta bahkan merekrut ribuan tenaga kesehatan untuk menjadi garda terdepan untuk melawan Covid-19.

Seperti hari-hari biasanya, jumlah kasus yang belum mengalami penurunan membuat DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) walau pada pelaksanaannya jauh kurang ketat dibanding dengan PSBB pada bulan April (Jilid I). Mungkin dengan pertimbangan aspek ekonomi, Jakarta lebih melonggarkan PSBB untuk menekan jumlah kasus positif harian.

Banjir dan Potensi Penyebaran Covid-19

Ilustrasi Posko banjir yang memungkinkan potensi penyebaran covid-19 lebih besar. sumber : Tempo

Belum usai mengurusi Covid-19 yang tak berujung kepastian, kini DKI Jakarta dihadapkan kepada masalah klasik, yaitu banjir. Jika ada orang bertanya bagaimana soal macet, agaknya sedikit terjawab terkendali karena efek PSBB yang mengakibatkan orang lebih enggan bepergian. Tetapi, bagaimana dengan hujan atau banjir? Apakah bisa dibatasi? Tentu tidak, apalagi banjjir kiriman dari Bogor selalu momok yang menakutkan bagi warga Jakarta terutam di daerah yang rawan terkena banjir.

Hujan deras mengguyur DKI Jakarta plus banjir kiriman dari Bogor pada kisaran minggu ke-4 bulan September 2020 mengakibatkan banjir yang merendam rumah warga dimana-mana. Per Tanggal 21 September, hujan deras di DKI Jakarta sudah menggenangi 63 RT dengan 104 jiwa pengungsi. Tak hanya pemukiman penduduk, banjir juga menggenangi jalan lalu lintas sehingga membuat mobilitas warga tersendat dimana-mana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline