Gunung Rinjani, dengan keindahan kaldera dan puncaknya yang megah, telah lama menjadi daya tarik bagi pendaki dari seluruh dunia. Namun, di balik pesonanya, gunung ini menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan. Tragedi yang menimpa Julian Marins pada tahun 2025 menjadi pengingat pahit tentang pentingnya sistem mitigasi risiko yang komprehensif dan responsif, serta konsekuensi fatal ketika sistem tersebut gagal berfungsi.
Bagaimana Kronologi Kecelakaan fatal yang menimpa Juliana Marins?
Sumber: Sosok Juliana Marins Wanita Brasil Tewas di Gunung Rinjani, Baru Berusia 27 Tahun - Tribun-timur.com https://share.google/XKK9Bq3iwxuH3IFpw
Berdasarkan catatan dari Taman Nasional Gunung Rinjani, pendakian Juliana dimulai pada hari Jumat, 20 Juni 2025, melalui jalur Sembalun. Dalam perjalanan tersebut, ia bergabung dengan lima orang dari berbagai negara lainnya, didampingi oleh seorang pemandu. Saat mendaki pada hari kedua, Juliana merasa kelelahan ketika mencapai area Cemara Tunggal dengan ketinggian sekitar 2.900 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut. Ia kemudian meminta izin untuk beristirahat. Padahal, puncak Gunung Rinjani yang berada di ketinggian 3.726 meter hanya berjarak sekitar satu jam dari titik tersebut.
Ketika rekan-rekan pendaki dan pemandunya melanjutkan perjalanan, Juliana tetap beristirahat untuk memulihkan tenaganya. Diduga, saat itu ia duduk terlalu dekat dengan tepi jurang. Malangnya, ia tergelincir dan terjatuh ke jurang yang mengarah ke Danau Segara Anak. Kejadian nahas ini diperkirakan terjadi antara pukul 04.00 hingga 05.00 WITA pada hari Sabtu, 21 Juni 2025. Lokasi terakhir keberadaannya diketahui dari posisi ransel yang tertinggal di tempat ia terakhir terlihat.
Juliana jatuh sejauh kurang lebih 150 hingga 200 meter ke dalam jurang. Ia masih sempat meminta tolong, menunjukkan bahwa ia masih hidup setelah terjatuh. Suara teriakannya pun sempat terdengar oleh para pendaki lainnya. Beberapa menit kemudian, rombongan mendaki kembali ke lokasi dan melaporkan kejadian tersebut ke petugas penjaga Taman Nasional Rinjani di Cemara Tunggal. Insiden ini segera dilaporkan secara resmi.
Menurut keterangan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman, informasi tentang kecelakaan Juliana diterima sekitar pukul 06.30 WITA. Setelah itu, petugas segera melakukan verifikasi dan mengirimkan tim untuk melakukan penanganan awal serta koordinasi pencarian.
Pihak Balai Taman Nasional Rinjani juga menghubungi Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram pada pukul 09.40 WITA. Kepala Basarnas Mataram, Marsda Madya Nanang Syaifudin, mengatakan bahwa tiga tim SAR gabungan langsung diberangkatkan ke lokasi kejadian pada pukul 10.20, 10.30, dan 12.30 WITA.
Bagaimana Proses Evakuasi dan Pemulangan Jenazah Juliana Marins?
Sumber: Ahli Geologi Brasil Kritik Proses Evakuasi Juliana di Gunung Rinjani: Saya Melihat Ini Amatirisme - Serambinews.com