Lihat ke Halaman Asli

Jeff NdunJr

Sampah Inzphyrasi

Mewartakan: Tak Terbatas dan Tak Dibatasi

Diperbarui: 26 Januari 2022   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari ini saya berkesempatan berolahraga bersama anak-anak asrama. Bermain Volly bersama mereka. Saya masuk menggantikan salah satu anak asrama.

Saya berusaha menikmati permainan. Dengan kemampuan seadanya saya menunjukkan kemampuan saya. Tapi rupanya banyak anak asrama yang tidak begitu mahir dalam permainan ini. Hal ini membuat saya jenuh, kadang jengkel, bahkan merasa lucu dengan mereka. Tetapi saya sadar, mereka dalam proses belajar; belajar ilmu pengetahuan, belajar hidup bersama termasuk belajar mengembangkan bakat mereka.

Kesadaran ini mendorong saya untuk menguasai diri kembali. Karena itu saya menggunakan momen ini untuk memotivasi mereka, mengajari mereka dan mendampingi mereka. Tidak sekali jadi tetapi terus menerus. Kadang menggunakan pendekatan yang sedikit tegas, kadang lembut, kadang mencoba untuk mengikuti pola mereka.

Satu hal yang saya temukan adalah mereka terkesan tidak memiliki niat untuk berkembang. Nampak jelas dalam tidak adanya daya juang untuk belajar dari sesama atau belajar dari keadaan atau belajar dari kesalahan.

Saya sendiri hanya menduga, mungkin mereka berolahraga hanya karena formalitas. Tidak ada niat untuk berolahraga. Atau hanya karena ikut ramai saja.

Padahal di dalam olahraga di sana ada banyak nilai yang dapat dipelajari. Ada nilai untuk belajar bekerja sama, ada nilai untuk mengolah kematangan emosi, ada juga momen untuk mengembangkan minat dan bakat, ada nilai saling mendengarkan, ada nilai untuk melatih bagaimana bersaing secara sehat, ada nilai ketaatan terhadap aturan main dan lain sebagainya.

Semoga mereka sadar akan hal ini dan menghargai setiap bentuk olahraga. Dan tentu ini menjadi catatan bagi saya untuk terus memberikan motivasi, edukasi yang bermanfaat bagi mereka.

Menjadi pewarta tidak dibatasi pada tempat tertentu. Setiap tempat, waktu dan kesempatan. Memberikan sesuatu yang sekiranya bermanfaat untuk kebaikan sesama itulah pewartaan. Yesus saja banyak mewartakan di berbagai tempat: rumah ibadat, pantai, jalanan dan sebagainya.

Menjadi pewarta juga tidak harus identik dengan hal-hal rohani. Membantu sesama mengembangkan potensi kemanusiaannya saja adalah sebuah pewartaan dan itu tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sebab prinsipnya Yesus datang menjadi manusia agar manusia sungguh menjadi manusia.

Seon, 26 Januari 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline