Lihat ke Halaman Asli

Epetebang

untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

Bis Terbang Menuju Mentarang

Diperbarui: 14 Oktober 2023   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lolos berat badan dan bagasi (foto: edipetebang)

Akhir Agustus lalu, akhirnya terobati juga penasaran bagaimana rasanya rasa naik bis terbang. Naik seperti naik bis...taxi di landasan serasa naik bis, dan....pelan-pelan naik ke udara. Ukuran badan pesawat dan desain kursi yang membuatnya serasa dalam bis.

Setiba di bandara Juwita, Tarakan, saya sempat ragu, apakah bisa terbang atau tidak karena belum ada penumpang lain. Karena menurut teman yang mengantar, pesawatnya bisa tiba-tiba batal terbang jika cuaca tidak mendukung. Sebetulnya ada transportasi lain yang lebih populer, yakni kapal cepat dari Tarakan ke Malinau sekitar 3 jam.   

serasa bis dalam pesawatnya  (foto: edipetebang)

Setelah ditimbang badan dan tas/bawaan, kami diberikan boarding pas dan disilakan ke ruang tunggu. Di cek in bisa masalah sekiranya berat badan ditambah bawaan kita melebihi kapasitas jatah berat setiap penumpang. Pernah teman membawa koper yang besar, akhirnya mesti dititip di bandara karena melebihi beratnya.

Kami menunggu sekitar setengah jam, kemudian datang beberapa orang sehingga total kami berlima di ruang tunggu. Belum ada tanda-tanda pesawat akan berangkat, petugas pun belum ada. Syukurlah kemudian datang seorang bapak. "Itu kan bapak yang di ruang cek in tadi. Semoga kita jadi berangkat ya,"ujar seorang penumpang di ruang tunggu itu.

Bandara Malinau (foto: edipetebang)

"Bapak ibu, mari kita berangkat,"ajak bapak petugas bandara tadi. Kami pun menuju avron bandara. Sudah menunggu dalam keadan mesin hidup pesawat Susi Air yang akan membawa kami dari Tarakan ke Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. "Selamat pagi..selamat datang dalam penerbangan Susi Air,"sapa co-pilotnya. Dari tubuhnya dan logat bicara Indonesianya, saya duga co-pilot tersebut orang Eropa/bule. 

Kami diatur duduknya. Ternyata penumpang hanya kami berlima, ditambah pilot dan co-pilot total kami tujuh. Jika full bisa 12 orang. Penumpang tidak boleh pindah, diatur posisi kiri dan kanan pesawat agar seimbang. Semua penumpang sepanjang penerbangan wajib pakai sabuk.  Saya duduk di kursi paling depan, di belakang co-pilot.

Sungai menguning diduga aliran tambang bauksit (foto: edipetebang)

Setelah persiapan selesai, pelan-pelan pesawat bergerak di landasan pacu. Karena body pesawat yang kecil, rendah, rasanya seperti  naik bis. Pas ketika berjalan di landasan pun serasa naik bis. Itulah saya menyebut pesawat ini bis terbang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline