Lihat ke Halaman Asli

2 Tingkat Keabsrutan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sudah takdir hidup saya untuk selalu dikelilingi Teman-teman yang absrut serta kejadian-kejadian yang absrut,bahkan perut saya pun ikut-ikutan absrut *puk2.Awal keabsrutan terjadi pada saat Negeri Angin menguasai Negeri Api *halah*,keabsrutan terjadi dari awal saya mampu mengingat,kala itu kelas 3 sd di suatu malam yang muram,Bapak mengajari saya pelajaran mitimitik.

Bapak : 8 : (dibagi) 2 berapa

Saya : 6 pak, jawab saya pede

Bapak : Dibagi Iyang bukan diambil,kata bapak nyolot

Saya : Lah kan misalkan saya punya jeruk 8 trus di bagi ke si yayan(adik) 2 jadi tinggal 6 kan pak.

Dalem hati bapak saya mungkin ...ni Anak enaknya di cemplungin sumur juga kali ya ....hahahaha

Nah gedean dikit mulailah saya bergaul dengan teman-teman yang gak usah diragukan keabsrutannya,tersebutlah namanya si Andri, pagi-pagi sekali saya bertemu dengan dia di kantin,kantin itu yang punya seorang lelaki 50 tahunan asal Jogyakarta, hari itu kami akan mengikuti sebuah praktek bagaimana cara menggandakan uang dalam waktu 30 detik *skip*.

Setengah mengantuk kami menuju kantin tersebut untuk sarapan seadanya. Saya memesan Indomie telor 2 *kenapa telornya mesti disebutin ya* , sementara Andri hanya memesan segelas teh. Kami tidak banyak bicara, mungkin karena tadi itu, masih ngantuk. Andri berdiri mengambil sepotong tahu goreng yang besar, ketika akan dimakannya tahu itu terpental dan langsung jatuh kelantai, dengan tanpa komentar dan ekspresi pada wajahnya ia meneruskan minum tehnya sambil menghisap rokok kreteknya yang berat.

Tak lama kemudian setelah selesai sarapan kami berhitung dengan sang penjual, lalu giliran Andri untuk membayar, penjual menanyakan apa saja yang dimakan selain segelas teh panas tadi, nah sekali lagi dengan tanpa ekspresi , Andri mengatakan dalam bahasa Jawa Yogyanya, " Kulo mau tambah, kalihan tahu mencolot setunggal ". Yang punya warung tertawa ngekek, pagi2 benar orang itu sudah lengkap dengan absurditasnya hahahhaha

Begitulah cerita tentang 2 keabsrutan di sore hari ini,kalau inget nanti sayah terusin bye byeee

@KoplakYoBand Kembali





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline