(Jumat, 12 september 2025) Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) sedang menjalani kegiatan pra-mataf tahun 2025. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa baru yang datang dari berbagai daerah. Kegiatan ini bersifat wajib dan harus diikuti oleh seluruh mahasiswa baru.
Acara ini dimulai dengan pembukaan oleh mc dari mahasiswa universitas aisyiyah yogyakarta, kemudian dilanjutkan dengan sesi ice breaking dan dilanjutkan acara selanjutnya yakni masuk ke dalam sesi materi. Sesi materi pertama diisi oleh Bapak Arif Nur Kholis selaku Sekretaris Muhamadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC). "Bencana banyak dimulai dari teori atau pendapat ilmuan yang diabaikan atau diremehkan oleh pemerintah," gagasan tersebut menjadi pembuka materi pada pagi hari ini. Gagasan tersebut memberikan sudut pandang baru terutama bagi mahasiswa baru universitas aisyiyah yogyakarta dalam menyikapi bencana. Beliau melanjutkan dengan teori jepang yang mengatakan bahwa "gempa bumi tidak membuat manusia meninggal." "Bencana adalah kejadian dimana ketidak siapan manusia saat menghadapi kejadian ekstrim seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkannya kesiapan setiap individu dalam menghadapi bencana. Hal tersebut dapat dilatih melalui paham mitigasi bencana. Beliau juga memaparkan materi tentang apa saja yang harus dilakukan saat menghadapi bencana salah satunya saat terjadi gempa bumi. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa MDMC telah berkontribusi aktif membantu korban bencana alam sejak 113 tahun yang lalu. Dari 38 provinsi di Indonesia MDMC sudah merespon sebanyak 33 provinsi. Di akhir sesi juga dilakukan sesi tanya jawab mengenai materi pertama pada pagi hari ini. Dengan adanya pemaparan materi ini diharapkan dapat membuka cara bepikir mahasiswa siswa baru mengenai cara bersikap atau Langkah yang harus diambil saat menghadapi bencana.
Materi baru dilanjutkan oleh narasumber berikutnya yakni DR. Komarudin, M.Psi.,Psikolog dengan judul Kesehatan Mental Mahasiswa. Materi dibuka dengan pengertian dari Kesehatan mental. Kesehatan mental didefinisikan sebagai kondisi emosi, kognitif, dan perilaku yang relatif stabil, yang memungkinkan individu berfungsi secara adaptif dalam lingkungannya serta serta mengatasi stress sehari-hari (APA, 2020). Beliau juga memaparkan tentang pentingnya sikap peduli atau acuh terhadap kondisi mental diri sendiri. Menurut beliau mahasiswa perlu untuk belajar mengelola setres dan coping mechanism yang baik. Karena mahasiswa rentan sekali mengalami setres akibat tekanan akademi. Tak hanya itu beliau juga menekankan bahwa faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Rangkulan dan kepedulian dari orang-orang sekitar dapat berdampak besar bagi orang orang yang sedang berada di titik terendah mereka. Dengan adanya materi ini diharapkan mahasiswa dapat lebih peduli terhadap Kesehatan mental diri sendiri dan juga orang-orang disekitar mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI