Lihat ke Halaman Asli

TNI Ikut Urun Rembug dalam Kasus KPK vs Polri

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih ingat makan siang bersama antara Jokowi dengan pimpinan TNI ?

http://news.detik.com/read/2015/02/03/131322/2821974/10/begini-suasana-makan-siang-jokowi-dengan-petinggi-tni-dan-bin

Tidak ada makan siang gratis kawan. Ketika makan siang, jelas Bapak Presiden kita mengecek kesolidan TNI dalam garis komando. Apakah tetap satu komando atau ada perubahan di dalam TNI. Seperti biasa, jawaban klise, TNI satu komando di bawah bapake presiden. Memang sih ada sedikit keanehan dalam makan siang ini, pimpinan TNI AU tidak hadir.

Balik ke kasus ini, dunia persilatan di gegerkan oleh 2 perwira menengah Polri yang ditangkap oleh TNI.

Fakta-fakta yang ada adalah :

1.Operasi penegakan ketertiban (Ops Gaktib) yang diperintah langsung oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

2.Keduanya merupakan Perwira Menengah dari Tim Satgas Bareskrim Mabes Polri.

3.“Panglima TNI Jendral Moeldoko menyatakan pihaknya tak akan melibatkan diri dalam perseteruan 2 lembaga penegak hukum,KPK dan Polri. Namun, bila diminta Presiden Jokowi, TNI siap menjalani operasi militer Selain perang untuk menyelesaikan gesekan KPK dan Polri.

"TNI mengatakan dengan jelas, kita tidak akan ikut campur dalam masalah KPK dan Polri. Tetapi jika presiden memberi instruksi kami turun, kami akan melakukan operasi militer selain perang,"

Operasi militer selain perang, jelas dia, adalah upaya TNI untuk mengembalikan kondusifitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jika situasi buruk terjadi, dan ada indikasi mengancam keutuhan NKRI.”Moeldoko di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (6/2/2015).

Penjelasan kedua belah pihak dapat langsung di cermati di berita-berita di media online dan digital saat ini. Seperti :

·http://news.detik.com/read/2015/02/03/131322/2821974/10/begini-suasana-makan-siang-jokowi-dengan-petinggi-tni-dan-bin

·http://news.detik.com/read/2015/02/08/184554/2826909/10/1/ini-penjelasan-perwira-polri-yang-dipukul-personel-tni-al-di-bengkel-cafe

·http://www.merdeka.com/peristiwa/usai-dikeroyok-anggota-tni-2-perwira-polisi-diangkut-truk-ke-pom-al.html

·http://news.liputan6.com/read/2171826/tni-siap-gelar-operasi-militer-selesaikan-kpk-vs-polri

Menarik di cermati dalam kasus ini. Petunjuk bapak Presiden untuk menjaga NKRI ini turun tanggal 3 Februari. Terlihat gerak cepat pimpinan TNI dalam konsolidasi data dan fakta di lapangan, dan berbekal laporan intelijen dari BIN dan internal TNI sendiri. TNI memutuskan menggunakan operasi militer. Ini seusai direktif dari panglima TNI langsung. Target di kunci dan dicari. Mengingat Polri yang saat ini bermasalah dengan KPK adalah Bareskrim, karena disini pusat tempat kriminalisasi KPK, maka diputuskan langsung menusuk di jantungnya.

Tanggal 6 dinihari, langsung dilakukan razia gabungan. Kebetulan…oh sungguh kebetulan.. Yang di tangkap adalah perwira menengah dari bareskrim mabes polri. Dari semua kemungkinan polisi yang ada di jakarta, yang di tangkap dan di masukkan kedalam truk adalah perwira bareskrim. Biasanya dalam jagad TNI, kalau ada operasi militer dan masuk kedalam truk TNI, itu artinya cm satu. Wassalam. Yah, ini jarang terjadi sih, cuma satu tulang rusuk aja, jadi bener tidak ada niat bikin wasallam sebenarnya.

Seperti biasa, semuanya adalah kebetulan, bila ketemu media massa. Kebetulan nyasar razianya di bengkel café, SCBD, yg cuma sepelemparan batu dari Mabes Polri. Bukan di mangga besar atau menara BCA.Kebetulan lanjutnya ke kemang, bukan ke jakarta utara.

Jadi apa tujuan operasi ini. Mengingat ini adalah operasi resmi dari TNI, sesuai petunjuk panglima TNI. Maka tidak lain adalah memberi pesan (dan kesan tentunya), agar mabes polri, terutama bareskrim, agar menjaga keutuhan NKRI. Terutama menjaga kondusifitas, dinamika bernegara negeri ini. Artinya, sudah deh, jgn kebangetan maen kriminalisasinya, seakan-akan kepolisian itu untouchable. TNI memberi pesan, bahwa semua touchable. Kalau hukum tidak menyentuhnya, mereka sbg bagian dari rakyat yang akan menyenggol, kalau perlu mengambil alih. Kalau masih ngeyel juga, mereka juga sudah memberikan simbol truk, alias… (isi sendiri).

Seperti biasa, ini ilmu cocokologi, artinya semua analisa di sini adalah ngawur, utak atik sendiri, jadi membaca nya berarti setuju untuk di hibur. Jangan di anggap serius dan mohon maaf tidak ada maksud mengadu domba Polri dan TNI.

Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline