Lihat ke Halaman Asli

Isti Yogiswandani

TERVERIFIKASI

Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Sepincuk Tiwul Urap Daun Jati: Lebih Aman dari Pangan Lokal MBG?

Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiwul urap balado tongkol, bisakah jadi menu pangan lokal MBG?(Ilustrasi dibuat dengan Gemini AI)

Keracunan MBG. Kata ini menjadi momok di berbagai daerah karena berita bertubi-tubi tentang keracunan mewarnai berbagai media di tanah air sejak program ini mulai dilaksanakan. 

Belum lama ini(24/9/2025) diberitakan oleh primetime news, puluhan siswa SMK Mekarmukti, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, mengalami gejala keracunan setelah menyantap makan siang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menu pangan lokal MBG berupa lotek, yang seharusnya ideal menjadi menu MBG ternyata justru berakibat fatal.

Lotek yang terdiri dari sayuran rebus tauge, kacang panjang, ditambah potongan kentang rebus , telur rebus, dan pisang. Saus kacang yang diletakkan dengan sekat terpisah seharusnya bisa tahan lebih lama. 

Namun pada kenyataannya, makanan yang disajikan dalam nampan makan bersekat dari bahan stainless steel dan didistribusikan ke siswa sekitar pukul 11.00 WIB itu menimbulkan kegaduhan. Sejumlah siswa mengeluhkan mual, pusing dan muntah, tak lama usai menyantap MBG.

Kasus seperti ini tentunya perlu penyelidikan lebih lanjut, mengapa hal ini bisa terjadi. Apakah sebelumnya menu yang disantap terasa aneh, seperti kurang segar, atau bau kurang sedap? Kenapa tetap dikonsumsi?

Ataukah kebersihan wadah nya kurang diperhatikan? Begitu banyak kasus keracunan sepertinya agak aneh, sedang makanan yang dijual sembarangan di pinggir -pinggir jalan pun hampir tidak pernah menimbulkan keracunan.

Lalu, apakah menu pangan lokal seperti MBG harus dihilangkan? Tentunya butuh penyelidikan mendalam.

Dilansir dari laman menpan.go.id, data Badan Gizi Nasional (BGN), dari 70 kasus keracunan tersebut, 5.914 penerima MBG terdampak.

Berdasarkan penyelidikan tim independen yang dibentuk BGN, penyebab utama keracunan yang berhasil diidentifikasi meliputi kontaminasi bakteri seperti Salmonella (ayam, telur, sayur), Bacillus Cereus (mie), serta Coliform, PB, E. Coli (air, nasi, tahu, ayam), Staphylococcus Aureus (tempe, bakso), dan Klebsiella dari air yang terkontaminasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline