Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bos Wanita Marah Besar, Gelas Melayang di Depan Mata

Diperbarui: 23 Mei 2021   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. klikdokter.com

Seumur-umur saya bekerja, katakanlah selama tiga dekade, sebetulnya pengalaman saya dimarahi bos, tidaklah banyak. Yang saya ingat, tidak lebih dari jumlah jari sebelah tangan.

Dari pengalaman yang sedikit itu, justru yang paling berkesan adalah saat saya punya bos seorang wanita, sebut saja namanya Bu Voni. Dan parahnya lagi, ketika itu saya sudah punya posisi yang relatif tinggi, di mana saya adalah wakil kepala divisi, sedangkan si bos menjabat kepala divisi.

Yang saya syukuri, si bos cukup bijak dalam memarahi saya, karena saya dipanggil ke ruangannya, lalu pintu dikunci. Sehingga, para bawahan saya tidak melihat langsung saya dimarahi. Paling tidak, saya tidak terlalu malu.

Tapi, apakah memang bawahan saya tidak tahu? Apalagi, si bos saking tidak bisa menahan emosi, gelas belingnya dilempar ke dinding di depan mata saya. Dan bunyi "prraaanggg" yang lumayan keras, pasti membuat mereka yang berada di luar ruangan sudah menduga apa yang terjadi.

Setelah si bos mengeluarkan semua uneg-unegnya, saya diminta keluar. Kemudian si bos mengunci pintu, artinya untuk sementara jangan diganggu. Sebelum keluar, saya hanya tertunduk lemas sambil berkali-kali memohon maaf kepada si bos atas kesalahan saya.

Begitu keluar ruangan, saya langsung ke belakang mencari Si Otong, seorang petugas cleaning service. Saya katakan bahwa ada gelas pecah di ruang Bu Voni. Maksud saya, begitu Bu Voni pulang, agar Si Otong segera membersihkannya.

Nah, apa kesalahan saya sehingga si bos menjadi demikian marah? Tidak biasanya Bu Voni seperti itu. Sebagai wanita, pada dasarnya Bu Voni seorang yang ramah dan lembut tutur katanya.

Begini, saya bekerja di divisi yang mengurus akuntansi di kantor pusat sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa keuangan. Di divisi tersebut terdapat beberapa bagian, salah satunya bagian yang menyusun laporan keuangan.

Laporan keuangan disusun setiap bulan, namun khusus untuk laporan triwulanan (Maret, Juni, September, dan Desember), disusun dalam bentuk buku, yang disebut juga long form report.

Jangan dikira bukunya tipis. Ada sekitar 200 halaman tebalnya, dan ada deadline yang harus dipatuhi karena dikirim ke pihak luar seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Yang membuat buku tersebut jadi tebal, karena harus dibuat uraian bersifat naratif atas setiap pos pada laporan keuangan. Sedangkan pada laporan bulanan, cukup berupa laporan keuangan semata, tanpa narasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline