Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Tanggapi Hinaan Bos Taksi, Efektifkah Demo Pengemudi Gojek di Depan Kedutaan Malaysia?

Diperbarui: 4 September 2019   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Motor di Malaysia (dok. iwanbanaran.com)

Saya mengira kasus ucapan yang dinilai menghina Indonesia yang dilakukan bos perusahaan taksi di Malaysia, sudah selesai, karena saya pernah menonton berita dari salah satu stasiun televisi yang menayangkan permohonan maaf si bos.

Tapi ternyata saat saya nongkrong di depan layar kaca sore ini, Selasa (3/9/2019), Kompas TV memberitakan aksi demo yang dilakukan oleh ratusan pengemudi motor yang tergabung dalam kelompok usaha Gojek di jalan raya di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Demo serupa juga berlangsung di Bandung.

Saya tertarik ketika membaca sebuah spanduk yang dibentangkan seorang pengunjuk rasa dan disorot oleh kamera televisi. Bunyinya: "Kami Ngojek Karena Terlanjur Kaya".

Saya agak sulit menafsirkan apa maksud spanduk itu. Apakah para pengojek tersebut yang terlanjur kaya atau bangsa Indonesia yang dari dulu sering disebut bangsa yang kaya.

Boleh- boleh saja mengekspresikan rasa ketersinggungan kita seperti itu. Masalahnya apakah cara itu efektif? Tapi sebetulnya apakah tujuan demo itu? Meminta agar si bos taksi mencabut ucapannya atau ingin menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara miskin?

Coba kita buka lagi berita dari berbagai media agar tahu secara kronologis. Setelah saya menyimak berita tersebut ternyata Samsubahrin Ismail, nama bos taksi di negeri Jiran itu memang terkesan sombong.

Sekadar mengingatkan, awalnya si bos bereaksi atas telah didapatnya lampu hijau bagi Gojek untuk beroperasi di Malaysia. Tentu dengan bekerja sama dengan pengusaha setempat dan seizin pemerintah Malaysia.

Nah, si bos mengatakan bahwa Gojek tidak cocok dengan kondisi di Malaysia. Di Indonesia Gojek memang berhasil karena masyarakatnya masih miskin. Kurang lebih begitulah kira-kira ucapannya.

Mengetahui reaksi keras masyarakat Indonesia, khususnya pihak pengemudi Gojek, si bos telah melakukan konferensi pers yang berisi permintaan maaf. Namun si bos tetap berdalih bahwa ia hanya mengutip ucapan politisi kita, mungkin dari kalangan oposisi, yang mengatakan Indonesia adalah negara miskin.

Harusnya masalah udah kelar. Namun kabar terbaru memperlihatkan ulah baru sang bos. Katanya Indonesia miskin karena kebijakan pemerintahnya sendiri. Nah lo! (istilah si bos, karena kebijakan "kerajaan" Indonesia, mungkin ia lupa Indonesia adalah republik).

Kalau begitu maka selayaknya justru pemerintah yang bereaksi. Bukan caranya pemerintah kalau melakukan demo. Akan lebih elegan bila melayangkan nota protes melalui saluran diplomasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline