Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Sinetron Religi Dinilai Bombastis, KPI Beri Peringatan

Diperbarui: 22 Oktober 2018   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.wowkeren.com

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang salah satu tugasnya adalah memantau dan mengawasi acara yang ditayangkan semua stasiun televisi di negara kita, gerah melihat maraknya tayangan sinetron religi di stasiun televisi tertentu.

Sebetulnya keberadaan sinetron religi seharusnya berdampak positif bagi penonton. Harapannya tentu saja menjadi hiburan yang bersifat edukatif, yang dapat meningkatkan keimanan pemirsa.

Jadi bila tokoh-tokoh dalam sinetron dikisahkan mendapat celaka akibat kejahatan yang pernah dilakukannya, ya memang begitu yang dipahami ummat bahwa perbuatan baik akan berpahala dengan imbalan masuk surga, dan demikian pula sebaliknya, perbuatan jahat akan berdosa yang ganjarannya adalah neraka. 

Surga dan neraka tersebut terdapat pada kehidupan di akhirat kelak. Sebelum hari akhir, banyak pula keyakinan tentang adanya siksa kubur bagi orang yang bergelimang dosa sewaktu hidupnya. Namun mengenai siksa kubur ini, kalau kita telusuri dari aplikasi pencari informasi, masih banyak perbedaan pendapat. 

Maka bila di sinetron digambarkan azab yang diderita seseorang ketika dikuburkan, karena sewaktu hidup melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti berselingkuh, apakah adegan tersebut masuk akal atau tidak, bisa mengundang perdebatan tak berkesudahan.

Seorang mandor jahat dikisahkan sewaktu meninggal dunia, jenazahnya terlempar ke mesin pengaduk semen. Penonton yang ingin mengedepankan nalar, tentu sulit memahaminya. Namun, tak sedikit pemirsa yang tidak peduli dengan hal itu.

Apalagi masalahnya makin bertambah, karena sinetron yang berlabel religi tersebut diberi judul panjang dan kurang logis. Contohnya judul berikut ini: "Juragan Tahu Bulat Mati Tergoreng Dadakan Dikubur Anget-anget". Tak pelak lagi judul tersebut sempat viral di media sosial beberapa waktu yang lalu serta jadi bahan guyonan warganet (brilio.net 20/10).

Contoh lain yang menjadi judul sinetron religi adalah seperti yang ditulis Tribunnews.com (21/10), "Pemakaman Diterjang Badai, Jenazah Keluar Asap Hitam". 

Agaknya sinetron seperti itu banyak digemari pemirsa yang terbukti dari semakin banyaknya diproduksi sejak beberapa tahun terakhir. Keberhasilannya dalam menjaring iklan, juga menjadi indikator bahwa sinetron religi menguntungkan bagi stasiun televisi. 

Judul-judul sinetron sengaja dibuat bombastis sebagai daya pikat. Namun karena menjadi sorotan, ada institusi dan pengguna media sosial yang melaporkannya ke KPI. 

Tindakan yang diambil KPI adalah melayangkan peringatan terhadap dua stasiun televisi yang menayangkan sinetron religi Zalim dan Azab, seperti ditulis tribunnews.com (21/10).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline