Lihat ke Halaman Asli

Dian S. Hendroyono

TERVERIFIKASI

Life is a turning wheel

Membaca Cuaca melalui Tingkah Laku Helen

Diperbarui: 29 Juli 2021   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Helen, kucing milik tetangga yang lebih sering tidur di rumah kami. (Sumber: Koleksi pribadi)

Helen. Dia bukan manusia, bukan pula sebuah alat. Helen adalah seekor kucing betina yang tinggal di rumah kami. Sebenarnya, dia bukan kucing kami, melainkan milik salah satu tetangga, entah tetangga yang mana. Kami pun tak tahu siapa nama aslinya. Helen adalah nama yang kami sematkan untuknya dan cocok dengan wajahnya.

Helen, mungkin usianya sudah lebih dari lima tahun kalau melihat ukuran tubuhnya, mengadopsi dirinya ke keluarga kami. Suatu hari dia datang dan begitu saja, dia menjadi bagian dari keluarga. Dia juga terlibat dalam banjir besar yang melanda Jakarta pada 1 Januari 2020.

Pada malam tahun baru itu, Helen tidur di dalam rumah dan keesokan harinya dia tidak bisa keluar rumah. Air sedemikian tingginya, baik di dalam rumah maupun di pekarangan. Alhasil, dia hanya bisa bertengger di atas meja, menahan keinginan untuk pipis dan buang air besar.

Helen ini punya keistimewaan. Malam tahun baru itu menjadi salah satu contoh. Dia bergegas masuk rumah, sebelum hujan dimulai. Tidak hanya sekali itu.

Sudah sangat sering Helen masuk rumah sebelum hujan dimulai. Kalaupun kami belum membukakan pintu, biasanya dia sudah duduk di depan pintu. Pada malam hari juga demikian. Kalau Helen sudah masuk rumah, artinya sejenak lagi akan hujan. Bisa hujan rintik-rintik, bisa juga hujan deras.

Apakah kebiasaan itu hanya dimiliki oleh Helen? Di rumah, sebagian besar kucing yang lain tinggal di dalam rumah. Sehingga, ketika hujan, mereka meringkuk saja. Mereka tidak perlu bergegas masuk rumah, sebab memang sudah berada di dalam.

Nah, Helen ini beda perkara. Dia adalah kucing penjelajah. Kadang bisa seharian tidak tampak batang hidungnya. Itu terjadi ketika cuaca sedang panas. Bisa juga dia ada di pekarangan, berjemur. Dipanggil-panggil, cuek saja. Hanya masuk rumah saat waktu makan, setelah itu keluar lagi.

Setelah saya melakukan jelajah sejenak di internet, ternyata kucing memang peka terhadap perubahan tekanan di atmosfer. Telinga bagian dalamnya bisa mendeteksi turunnya tekanan atmosfer.

Menurut situs The Old Farmer’s Almanac, indera mereka yang tajam memungkinkan mereka untuk mendengar badai akan datang. Bahkan, mereka bisa mendengar gemuruh guntur, jauh sebelum manusia bisa mendengarnya. Itu karena kucing sensitif terhadap suara. Sudah pasti, kucing takut terhadap suara petir dan guntur. Helen pun demikian.

Selain itu, menurut situs itu juga, kucing juga sensitif terhadap bau. Mereka bisa mencium bau air hujan yang akan turun, melalui bau seperti logam yang dihasilkan dari guntur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline