Lihat ke Halaman Asli

Irawaty Silalahi

Cerita yang semoga menginspirasi mereka yang membaca.

Mendampingi Orangtua "Nge-zoom"

Diperbarui: 10 Desember 2020   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Sejak virus corona dinyatakan sebagai pandemi pada awal Maret 2020, mendadak sontak kita beradaptasi dengan banyak hal, yang tidak semuanya baru, hanya saja baru kita lakukan demi menjaga diri dan memutus rantai penularan virus corona. 

Cuci tangan, tentu saja bukan hal baru, kan? Tapi, kita selama ini abai, menganggap perkara cuci-mencuci ini sesuatu yang sepele. Saat ini, dalam sehari entah berapa kali kita mencuci tangan, baik dengan sabun dan air, ataupun menggunakan handsanitser.

Menjaga jarak, hal yang baru kita alami. Dunia per-kongkow-an sejenak lesu, beralih ke dunia maya, panggilan video ramai-ramai, bikin foto dengan pencet print screen, terus girang semuanya. Lama kelamaan, garing juga. Kemudian mulai ada yang memberanikan diri, bertemu tatap muka lagi, nogki-nongki kembali.

Secara umum, yang percaya diri pergi hanya sekedar ngopi-ngopi adalah mereka yang masih dalam kelompok usia produktif.  

Mereka yang lanjut usia, biasanya dijaga ketat oleh sanak saudara. Dalam arti, tidak diperbolehkan keluar kalau tidak ada keperluan yang sangat mendesak. Orangtua lanjut usia, sangat rentan terpapar virus corona.

Kesepian dan kejenuhan kerap melanda orangtua lanjut usia. Jangankan masa pandemi, pada waktu situasi normal saja mereka kadang merasa kesepian ketika orang muda di sekitar mereka sibuk dengan dunianya. Kini, gerak mereka sangat terbatas. Keinginan berjumpa dengan kawan seumuran untuk saling bercerita harus ditunda entah sampai kapan.

Kesepian dan kejenuhan ini juga yang dirasakan ibu saya. Kegiatan arisannya vakum. Kegiatan ibadah pun dilakukan secara virtual. Tidak secara fisik. 

Apa boleh buat, lebih baik virtual daripada tidak sama sekali. Masalahnya, semakin bertambah usia, bukan perkara mudah untuk beradaptasi, apalagi untuk urusan menyangkut kemajuan teknologi.

Tahun ini kali pertama perayaan Natal diadakan secara online. Pengurus Usinda (Usia Indah), kelompok tumbuh bersama untuk oma-oma usia enam puluh tahun ke atas di gereja kami, berinisiatif untuk mengadakan perayaan Natal dengan diakhiri acara tukar kado. Saling memberi. Untuk menambah semarak acara yang digelar secara virtual.

Beberapa oma-oma didampingi anak atau cucu mereka, yang bertugas sebagai asisten, kalau-kalau diperlukan. Kejadian yang menggelitik saya adalah ketika ibu saya berkata, "Dek, ini kok Mama keliatan terus, mukanya? Orang lain enggak, lho!" katanya bingung karena yang kelihatan di layar hanya tiga partisipan saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline