Lihat ke Halaman Asli

Peran Mahasiswa di Tengah Krisis Nilai dalam Era Disrupsi: Perspektif Intelektualitas Trikoda IMM

Diperbarui: 13 Oktober 2025   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest.com

Era disrupsi merupakan suatu masa ketika perubahan masif terjadi akibat perkembangan teknologi digital. Hal tersebut memicu adanya berbagai inovasi besar-besaran dalam sistem bisnis, industri, maupun pendidikan secara universal. Disrupsi di dunia pendidikan dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, hal ini bisa menggairahkan dan menciptakan peluang baru dalam berkarier bagi mahasiswa, tetapi di sisi lain bisa juga menjadi ancaman yang mengubah alur yang sudah ada. Era disrupsi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam cara manusia berinteraksi, berpikir, dan bertindak. Perkembangan teknologi digital yang pesat tidak hanya mempermudah aktivitas manusia tetapi juga menimbulkan tantangan baru berupa krisis nilai di kalangan generasi muda salah satunya adalah mahasiswa. Krisis nilai ini tampak dari menurunnya etika akademik, individualisme yang tinggi, dan akan melemahkan semangat kebangsaan. Dalam hal ini, peran mahasiswa perlu direvitalisasi agar tidak kehilangan jati dirinya sebagai agen perubahan (agent of change). Salah satu pendekatan penting yang dapat digunakan adalah melalui nilai Intelektualitas dalam Trikoda Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), yang menekankan perkembangan nalar kritis, keilmuan, dan kesadaran berpikir secara rasional yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

Penanaman nilai trilogi dalam jati diri setiap kader menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan melalui kegiatan Kajian untuk berusaha merawat dan menanamkan nilai-nilai intelektual dalam trikoda IMM. Dengan mengadakan kegiatan kajian-kajian untuk merawat dan menanamkan nilai-nilai intelektualisme. Nilai intelektualitas dalam Trikoda IMM menempatkan mahasiswa sebagai insan pembelajar yang memiliki tanggung jawab moral terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Intelektualitas tidak hanya berarti kemampuan berpikir kritis dan analitis akan tetapi juga kemampuan mengintegrasikan ilmu dengan nilai-nilai moral atau etika. Dalam era disrupsi, mahasiswa harus mampu menggunakan intelektualitasnya untuk menilai dan menyaring arus informasi yang begitu cepat dan sering kali menyesatkan. Mahasiswa IMM dituntut untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi tetapi juga menjadi pengendali yang mampu menghadirkan solusi berbasis ilmu bagi masalah sosial yang muncul akibat perkembangan zaman yang semakin modern.

Revitalisasi peran mahasiswa melalui intelektualitas berarti menumbuhkan kembali semangat berpikir kritis, sikap kreatif, dan sikap progresif dalam menghadapi tantangan global. Mahasiswa tidak boleh hanya menjadi penonton dalam arus perubahan tapi harus menjadi pelaku aktif dalam hal pendakwahan. Di sinilah peran intelektualitas IMM menjadi sangat penting untuk membangun kesadaran bahwa keterbatasan pengetahuan manusia membuktikan bahwa ilmu tidaklah netral, melainkan harus diarahkan untuk kemaslahatan umat dunia. Dengan menginternalisasi nilai intelektualitas mahasiswa IMM dapat menempatkan diri sebagai penggerak transformasi sosial yang berlandaskan ilmu dan nilai keislaman.

Selain itu, penguatan intelektualitas juga menjadi jembatan dalam mengatasi krisis nilai yang melanda generasi muda dan mahasiswa yang memiliki landasan intelektual yang kuat akan lebih mampu membedakan antara kemajuan yang bersifat semu dengan kemajuan yang sejati. Mereka akan memahami bahwa nilai moral, etika, dan spiritualitas tidak dapat dipisahkan dari kehidupan akademik maupun sosial. Dengan demikian, revitalisasi peran mahasiswa bukan hanya tentang memperkuat kapasitas akademik, tetapi juga tentang membangun karakter intelektual yang berintegritas dan dalam etika.

Dengan adanya dukungan kelembagaan dari kampus Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Lamongan mahasiswa PK IMM Ahmad Dahlan Lamongan dan PK IMM Al-Khawarizmi memiliki kesempatan untuk merevitalisasi peran untuk menggabungkan teori dan praktik sehingga tidak hanya menjadi penonton saja dalam perubahan zaman tapi juga sebagai pengembang dan inovator untuk kemajuan bangsa.

Di tengah krisis nilai pada era disrupsi, mahasiswa perlu menghidupkan kembali semangat intelektualitas sebagaimana ditekankan dalam Trikoda IMM. Intelektualitas menjadi pilar utama untuk mengembalikan makna sejati peran mahasiswa sebagai pembelajar, pemikir kritis, dan agen perubahan yang berorientasi pada kemajuan umat dan bangsa terutama siap untuk menuju Indonesia emas. Melalui penguatan nilai ini mahasiswa IMM diharapkan mampu menghadirkan pencerahan dan membawa perubahan di tengah gelombang disrupsi dan menjaga marwah intelektual Islam sebagai sumber solusi bagi persoalan kemanusiaan modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline