Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Panen Air Lindi di Hari ke-72 Mengompos

Diperbarui: 12 Oktober 2025   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Limbah dapur berupa sampah organik yang dibuang ke komposter (Sumber: dokumen pribadi)

Hari ini saya senang sekali karena akhirnya saya bisa panen air lindi setelah dua bulanan lebih mengompos di komposter. Sebelumnya, saya sudah pernah menceritakan ikhtiar saya untuk hidup zero waste, mengelola sampah organik dengan komposter. Baca kisahnya di sini, ya?

Suka duka selama 72 hari mengompos bagaimana? Sebenarnya tidak ada suka atau duka yang terlalu, sih. Hanya saja ini merupakan habit baru yang sebenarnya butuh konsistensi.

Mengelola sampah dapur artinya sangat berhubungan dengan kebiasaan  memasak. Apakah saya memasak setiap hari? Terus terang tidak. Saya memasak hanya saat suasana hati saya tenang. Dalam kondisi stres, saya tidak bisa memikirkan harus masak apa. Tidak ada gairah juga mau masak sesuatu. Dalam kondisi seperti ini biasanya kami beli makan di luar atau order online.

Lah, terus hubungannya apa dengan komposter? Hubungannya tentu kalau jarang masak, volume sampah dapur yang masuk ke komposter sedikit sehingga komposternya nggak penuh-penuh. Itu pula salah satu hal yang menyebabkan air lindi baru terkumpul setelah 72 hari mengompos. It is ok, yang penting terus berusaha dan tidak berhenti. That's the point.

Pengelolaan sampah dapur dengan menggunakan komposter akan memperoleh dua manfaat. Yang pertama kita akan mendapatkan kompos padat/pupuk dan yang kedua kita juga mendapatkan produk POC alias Pupuk Organik Cair. Air lindi merupakan cikal bakal POC.

Air lindi ditampung dalam wadah (Sumber: dokumen pribadi)

Air lindi merupakan cairan yang keluar dari sampah organik. Air lindi dapat mencemari lingkungan dan air tanah jika tidak dikelola dengan baik.

Pada kegiatan pengelolaan sampah organik dengan memakai komposter, salah satu output yang diperoleh adalah air lindi. Air lindi ini tidak bisa digunakan secara langsung sebagai pupuk organik cair.

Pertama, tampung air lindi yang keluar dalam botol-botol, kemudian biarkan botol-botol ini terkena sinar matahari selama kurang lebih dua minggu sampai tidak berbau tajam.

Air lindi dari panen pertama saya masukkan ke dalam botol (Sumber: dokumen pribadi)

Air lindi yang baunya sudah berkurang tajamnya, dapat digunakan sebagai pupuk organik cair dengan cara pengenceran.  Campurkan air lindi dengan air biasa dengan perbandingan tertentu (biasanya 1:10 atau 1:20) untuk mengurangi konsentrasinya.

Campuran air lindi dan air biasa ini langsung dapat diaplikasikan pada tanaman dan berguna untuk membuat tanaman makin subur.

Air lindi hasil panen komposter saya setelah 72 hari mengompos belum terlalu banyak. Kurang lebih hanya sekitar 200 cc banyaknya. Baunya tidak terlalu tajam, tapi sebaiknya kita tetap jemur selama kurang lebih 2 minggu sesuai SOP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline