Lihat ke Halaman Asli

Inaya Nur Khofifah

Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga

Suara Hati Perawat ICU Selama Pandemi Covid-19

Diperbarui: 5 Juli 2022   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: CNN Indonesia

Sejak dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada bulan Maret 2020, Covid-19 menjadi masalah yang sangat ditakuti semua orang. Penyebaran virus yang sangat cepat, banyak kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di seluruh dunia, dengan angka kematian yang tinggi. 

Banyaknya kasus yang terjadi mengharuskan pemerintah diberbagai negara mengambil keputusan untuk membatasi mobilisasi penduduk. Kondisi ini mengakibatkan kerugian ekonomi yang serius, masalah politik, penundaan rencana perjalanan, penutupan lembaga pendidikan dan ketidakpastian tentang masa depan. Hal ini menimbulkan suasana stres psikologis secara global.

Tenaga kesehatan memainkan peran penting dalam perjuangan melawan Covid-19, sehingga lebih mungkin menderita trauma, sindrom kelelahan dan stres. Dengan jumlah proporsi perawat yang tidak seimbang dengan jumlah pasien Covid-19 menyebabkan perawat lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasien. 

Beban kerja yang bertambah tinggi, kelelahan fisik, peralatan perlindungan yang tidak memadai, resiko infeksi yang tinggi dan konflik etika mengenai keputusan pasien yang harus diprioritaskan dapat menyebabkan tekanan psikologis serius pada tenaga kesehatan.

Banyaknya pasien Covid-19 yang kritis dan harus dirawat di ICU menyebabkan beban besar pada perawat ICU menjadi sangat tinggi hingga menimbulkan kelelahan, resiko infeksi, kecemasan serta kesalahpahaman antara pasien dan keluarganya.

Selain itu, banyak masalah fisik dan kesehatan mental yang dapat terjadi akibat beban kerja yang tinggi, seperti kelelahan fisik, takut tidak dapat memberikan perawatan yang kompeten, perubahan signifikan dalam kehidupan sosial sehari-hari, dan masalah kehidupan keluarga juga mungkin muncul. Kondisi ini bila dibiarkan berlarut-larut akan berdampak pada kepuasan kerja dan performa asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.

Secara tidak langsung peningkatan beban kerja yang tinggi sangat berpengaruh pada kualitas hidup perawat. Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap kesehatan mental pada perawat ICU. 

Mayoritas perawat ICU mengalami kecemasan, stres, sindrom stres paska trauma, depresi pada rentang sedang hingga berat. Selain itu, perawat ICU juga mengalami kekacauan dalam pekerjaan, penurunan asuhan keperawatan, transisi ke perawatan ICU.

Dampak tersebut disebabkan oleh beban kerja yang tinggi, resiko tertular infeksi, resiko menularkan kepada keluarga dan kerabat dekat serta banyaknya kematian yang mereka hadapi. Bahkan beberapa dari mereka sempat mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaan. 

Oleh karena itu, instansi pelayanan kesehatan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan mental terhadap perawat terutama perawat ICU sehingga mereka tetap dapat memberikan pelayanan dengan optimal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline