Kadang cinta datang dalam bentuk yang tak terduga. Tidak lewat bunga, bukan juga puisi, tapi lewat... notifikasi sistem. Ya, begitulah pengalaman saya pagi itu ketika membuka dasbor Kompasiana—dan mendapati sepucuk “surat cinta” singkat yang membuat jantung deg-degan sejenak.
Surat Cinta yang Bikin Kaget
“Dear Kompasianer,
Konten Anda yang berjudul ‘...…’ diturunkan dari penayangan karena berpotensi melanggar S&K Kompasiana perihal dugaan penggunaan kata kunci (keyword) yang sensitif.”
Begitu bunyi suratnya. Rapi, sopan, tapi juga bikin dada agak sesak. Rasanya seperti diputuskan secara halus oleh seseorang yang bilang, “Kamu baik, tapi...”
Tentu saja, saya panik sebentar. Saya bolak-balik baca tulisan saya—tak ada kata kasar, tak ada unsur SARA, apalagi propaganda. Hanya tulisan biasa tentang pengalaman, opini, dan sedikit curhat kreatif khas warga Kompasiana. Tapi surat itu tetap datang, seperti pesan galau di dini hari.
Drama Satu Jam yang Tak Terduga
Jujur, setengah jam pertama adalah masa-masa introspeksi terdalam dalam karier kepenulisan saya. Saya sempat berpikir: Apakah “keyword sensitif” itu termasuk kata ‘cinta’? Atau mungkin ‘politik’? Atau karena saya menulis “piala”?
Saya sempat membayangkan tulisan saya di ruang karantina Kompasiana—sendiri, sepi, menunggu nasib. Saya bahkan hampir menulis status: “Doakan tulisanku agar segera bebas.”
Tapi sebelum saya sempat menulis status itu, notifikasi baru muncul.
Peninjauan Ulang yang Manis
“Setelah ditinjau ulang, konten Anda yang berjudul ‘……’ telah ditayangkan kembali karena tidak terbukti menggunakan kata kunci (keyword) yang sensitif. Terima kasih.”
Begitu saja. Singkat, padat, dan… membahagiakan.
Saya tersenyum. Rasanya seperti menerima pesan balasan dari seseorang yang bilang, “Maaf ya, tadi salah paham.”
Jadi ternyata sistem Kompasiana bukan galak, tapi waspada. Ia seperti pasangan yang cemburuan tapi penuh tanggung jawab: curiga dulu, tapi kalau sudah yakin, langsung memulihkan hubungan. Dan itu justru membuat saya makin yakin—bahwa menulis di Kompasiana adalah hubungan dua arah yang saling menjaga.