Pohon Gamal (Gliricidia sepium) banyak tumbuh di daratan Timor, Nusa Tenggara Timur, yang cadas dan kering. Gamal tumbuh liar di hutan dan lahan-lahan milik warga.
Di daerah pedesaan gamal ditanam sebagai pagar kebun atau pekarangan rumah serta sebagai pohon rambatan untuk sirih. Gamal bisa ditanam bijinya namun akan tumbuh lebih cepat jika ditanam stek.
Pohon gamal sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabacae). Pada musim hujan daun gamal tumbuh sangat rimbun dan mulai gugur pada pertengahan tahun.
Setelah daun rontok, gamal yang sudah tua akan berbunga di ranting-rantingnya. Bunga-bunga gamal terus berkembang jadi buah yang kemudian kering, pecah dan melontarkan bijinya pada puncak musim kemarau.
Di Timor kami biasanya membiarkan pohon-pohon gamal tumbuh di lahan/kebun sampai bertahun-tahun. Sesudah itu pohon-pohon gamal ditebas dan dibakar untuk membuat lahan pertanian.
Pada musim hujan tunggul-tunggul pohon gamal akan bertunas lebat. Tunas-tunas muda itu kami tebas dan biarkan membusuk di sekitar pangkal tanaman sebagai pupuk.
Tanaman-tanaman di kebun seperti jagung, singkong dan kacang-kacangan tumbuh subur dengan hasil panen yang memuaskan. Dari pengalaman bertani kami yakin bahwa daun gamal yang busuk di permukaan tanah sebagai pupuk yang bagus untuk tanaman. Meskipun demikian kami tidak tahu kandungan dalam daun gamal.
Ternyata seperti dipublikasikan dalam jurnal.politap.ac.id, daun gamal mengandung unsur hara makro berupa nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) dan C-organik yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Akar pohon gamal juga dapat menambatkan nitrogen dengan baik dalam tanah.
Saya sebagai petani sering menggunakan daun gamal sebagai pupuk secara tradisional. Daun gamal saya ambil dan hamparkan begitu saja di sekitar pangkal tanaman hingga busuk dengan sendirinya.
Ubi jalar tumbuh subur dengan pupuk organik dari daun gamal. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.