Kata pengamat: permainan timnas Indonesia saat melawan Australia (20/3) sudah ada peningkatan, lebih atraktif, berani menekan, meski hasilnya tidak bagus, kalah meyakinkan: 1-5.
Mungkin, pendapat ini tidak salah, juga tidak sepenuhnya benar. Namanya pendapat, bukan karya ilmiah, yang sudah teruji secara keilmuan.
Anda, para pembaca, juga boleh setuju, dan sebaliknya, tentang pendapat itu. Namanya juga hidup di negara yang katanya demokrasi, bisa beda pendapat, yang penting tetap saling menghargai.
Namun, satu hal yang semua pecinta bola tanah air satu pendapat: lawan Bahrain, malam nanti (25/3), Tim Garuda harus menang. Menang harga mati. Tidak boleh kalah meyakinkan lagi.
Jika kalah lagi, harapan timnas untuk tampil di panggung dunia makin kecil, bahkan bisa dibilang sudah tertutup. Nyaris mustahil. Poin di klasemen grup makin sulit mengejar timnas lain. Karena saat ini, Tim Garuda berada di peringkat empat klasemen sementara.
Karena jika menang, potensi bisa mengunci posisi 3 atau 4 di klasemen akhir masih terbuka lebar. Untuk posisi runner-up peluangnya sangat kecil, hampir mustahil, meski bola itu bundar. Karena statistik juga tidak selalu mengkhianati hasil.
Patrick Harus Belajar Pada STY
Kata pengamat: kemenangan Australia atas Tim Garuda (20/3) dengan menerapkan strategi STY, saat timnas menang 2-0 melawan Arab Saudi, beberapa bulan lalu.
Sehingga, Patrick tidak perlu malu, untuk mengadopsi strategi itu, siapa tahu berhasil. Karena tim Garuda sangat butuh poin, untuk bisa mengjaga asa tampil di Piala Dunia 2026.
Kesampingkan gengsi, demi tim Garuda mendunia. Karena kemenangan saat menjamu Bahrain di GBK nanti malam (25/3), jadi harga mati. Tanpa ada tawar-menawar lagi.