Sehari menjelang hari Kartini, Menteri BUMN Rini Soemarno mengganti Dirut Pertamina, Elia Massa Manik yang baru menjabat setahun. Ada apa dirut ini cepat diganti?
Masalahnya banyak ternyata. Diantaranya Elia dianggap 'mbalelo' soal BBM penugasan. BBM penugasan ini memang menjadi dilema bagi Pertamina, karena tidak masuk dalam skema subsidi pemerintah. Jadi menggerus keuangan Pertamina.
Yang kedua soal kelangkaan premium. Apalagi ketika Pertalite harganya naik, banyak yang kembali ke Premium, tapi premiumnya kosong.
Yah apa gunanya dibilang harga BBM subsidi gak naik tapi barang gak ada. Untuk ini Pertamina sudah didemo tuh. Apalagi ini tahun politik, ketersediaan BBM menjadi hal yang sangat vital bagi citra pemerintah.
Yang ketiga, Pertamina menaikkan harga BBM non subsidi tanpa pemberitahuan pada pemerintah. Ini melanggar UU Migas yang sudah digugat ke MK dan menang, bahwa setiap kenaikan harga BBM manapun (termasuk non subsidi) jangan serta merta mengikuti pasar.
Apalagi jika disparitas harganya terlalu tinggi, masyarkat bisa balik lagi ke premium.
Yang keempat, ini termasuk kelalaian yang sangat parah. Yaitu tumpahnya minyak di Balikpapan.
Jadi inget pernah lihat di tv, tadinya Pertamina ngeyel itu bukan salahnya. Makanya penanganan sangat lambat. Masa pencemaran parah seperti ini penanganannya menciduk minyak pake ember oleh aparat dan warga yang peduli.
Ekosistem sudah rusak. Ikan pada mati, nelayan tidak bisa melaut. Harusnya ada metode yang canggih untuk penanganannya, dan biasanya perusahaan minyak mestilah memiliki teknologinya.
Jadi, karena itulah kiranya Elia diganti. Penggantinya ternyata seorang perempuan cantik yang belum lama bergabung di Pertamina. Dia adalah Ibu Nicke Widyawati yang baru bergabung di Pertamina sebagai Direktur SDM bulan November 2017.
Selain Direktur SDM, Nicke menjabat rangkap sebagai Direktur Plt logistik, supply chain dan infrastruktur Pertamina. Juga merangkap ketua sinergisitas holding.