Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Membilang Musim

Diperbarui: 8 November 2020   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unsplash.com - Matteo Catanese


di sini
kita pernah membilang musim
di mana hujan dan kemarau berlalu-lalang
sepanjang tahun
malam-malam basah dirundung luka
lalu pagi bangun berkabung kehilangan airmata

kenangan terbelah
dan terjebak dalam masa pancaroba
satu musim untuk kerinduan
musim lainnya untuk meraba-raba
jalan mana yang menjual lupa

hingga kini
aku masih berkutat
pada banyak musim yang hinggap di beranda
sedang kau telah larut dalam kepergian

barangkali kau cukup beruntung
telah menemukan jalan yang damai
menuju musim bahagia

dan kuharap
aku juga akan mampu mencari jalan damai
pada setiap rela yang kusemai

Angsana, 08 November 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline