Perhatian berbagai pihak terhadap pendidikan anak usia dini saat ini begitu antusias. Pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini di Indonesia. Namun demikian, pendidikan AUD masih banyak menghadapi problematika. Problematika tersebut begitu kompleks dan memiliki keterkaitan.
Beberapa persoalan tersebut, menurut Suyanto, (2005:241-243), antara lain berkaitan dengan :
(1) perekonomian yang lemah
(2) kualitas asuhan yang rendah
(3) program intervensi orang tua yang rendah
(4) kualitas PAUD yang rendah
(5) kuantitas PAUD yang kurang
(6) kualitas pendidik PAUD rendah
(7) regulasi atau kebijakan pemerintah tentang pengelolaan PAUD.
Pertama, secara kuantitas penduduk Indonesia masih banyak yang hidup dalam taraf kemiskinan. Menurut data BPS sebagai banyak dilansir oleh media masa, pada tahun 2009 kurang lebih 32,7 % rakyat Indonesia miskin. Dengan demikian, lebih dari 32,7 % anak usia dini hidup dalam keluarga miskin. Dalam keadaan ekonomi yang begitu sulit, orang tua si anak tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak. Selain itu, banyak anak usia dini yang seharusnya mendapatkan bantuan mengembangkan potensi yang dimilikinya, terpaksa mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Misalnya, di kota-kota besar terlihat anak usia dini yang berprofesi sebagai pengemis, pemulung, dan lain-lain. Dengan begitu, anak tidak mendapat pelayanan pendidikan yang benar karena tidak memiliki biaya, yang akhirnya sibuk mencari uang untuk membantu ekonomi keluarganya.
Selain itu, begitu banyak anak usia dini yang tidak dapat minum susu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Anak hanya meminum ASI ibunya, itupun mungkin hanya setahun karena banyak anak usia 1 tahun mempunyai adik lagi. Kualitas ASI pun mungkin sangat rendah karena asupan gizi si ibu sendiri pun kurang. Selain itu, kualitas makanannya pun tidak memenuhi kebutuhan gizi hariannya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap potensi genetiknya. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat berkembang secara optimal. Pertumbuhan badan dan kecerdasan anak terhambat. Tak dapat kita bayangkan bagaimana kehidupan bangsa dengan banyak generasi penerus dengan kondisi seperti ini. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengubah kehidupan rakyat miskin. Rakyat kurang mampu atau miskin harus segera dikurangi sehingga anak-anak dapat memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik sehingga generasi penerus bangsa adalah generasi yang cerdas & sehat.