Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penikmat bacaan dan tulisan

Pengembangan RPP "Merdeka Belajar" melalui Media Mind Mapping

Diperbarui: 7 Juli 2020   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GAMBAR : RPP "Merdeka Belajar" Dalam Bentuk Mind Mapping.

Sebagaimana sudah dimafhumi bersama bahwa saat ini Indonesia masih terkena pandemi Covid-19. Salah satu konsekuensinya adalah sekolah belum bisa dibuka pada awal tahun 2020-2021, dan kalau pun dibuka, harus ada izin dari berbagai pihak terkait, termasuk izin dari orang tua siswa.

Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 atau yang saat ini disebut new normal tentunya berbeda dengan pembelajaran pada masa normal. Guru harus memutar otak menyiapkan skenario Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik dalam jaringan (daring/online), luar jaringan (luring/offline) maupun gabungan dari online dan offline (blended learning).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah perangkat yang tidak bisa dilepaskan dari tugas guru. RPP adalah pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berisi beberapa poin seperti identitas tema/mata pelajaran, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Ketercapaian Kompetensi (IPK).

Tujuan pembelajaran, materi/ sub materi pokok, pendekatan, model, strategi, metode yang digunakan, media/alat peraga, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran (kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup), dan jenis serta teknik penilaian hasil belajar siswa. Akibatnya, banyak guru yang menyusun RPP dengan copy-paste, mengunduh dari internet atau membeli yang penerbit.

Karena cukup banyak komponen pada RPP tersebut, tidak dapat dipungkiri, banyak guru yang mengeluh dan (cenderung) malas Menyusun RPP. Menyikapi hal tersebut, maka Menteri Nadiem Makarim melalui Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 memberikan alternatif kepada guru untuk menyusun RPP 1 lembar. Tujuannya agar guru tidak terlalu terbebani dengan administrasi yang selama ini dikeluhkan. RPP 1 lembar berisi tiga hal, yaitu (1) tujuan pembelajaran, (2) kegiatan pembelajaran, dan (3) assessment (penilaian).

Berkaitan dengan hal tersebut, maka muncullah berbagai kreasi guru dalam menyusun RPP 1 lembar tersebut. Bentuknya tidak lagi monoton seperti diketik dalam satu lembar kertas, tetapi dibuat dalam bentuk gambar, flow chart, peta konsep (mind mapping), grafis warna-warni, dan sebagainya sehingga tampak lebih menarik.

Dalam kondisi masih pandemi dan transisi menuju new normal, maka pembelajaran pun diharapkan tetap kontekstual. Oleh karena itu, pada RPP pun diharapkan guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan pandemic Covid-19.  

Saya akan memberikan contoh RPP dengan menggunakan media mind mapping. Mengapa saya menggunakan mind mapping? Karena menurut saya, lebih mudah untuk mengembangkannya menjadi lebih rinci dan penjabarannya lebih mudah dipahami.

Mind Mapping dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang psikolog dari Inggris. Mind mapping diaplikasikan pada bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian. 

Mind mapping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman. 

Dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline