Lihat ke Halaman Asli

Tinjauan Kaderisasi PMII Rayon Sains dan Teknologi

Diperbarui: 28 Mei 2022   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon sains teknologi (Saintek) Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang merupakan rayon yang mempunyai ciri khas kesains-an pada corak kaderisasinya. Corak yang khas dan berbeda dari rayon-rayon lain inilah yang menyebabkan pola kaderisasi yang berbeda di antara rayon rayon lain mengingat tinjaun antrpologi mahasiswa saintek yang bergerak dibidang riset dan teknologi. Selain itu, nilai objektif mahasiswa saintek yang cenderung bersifat akademisi menjadikan pola kaderisasi yang harus mempunyai strategi yang signifikan dalam hal implementasi dan efektifitas kaderisasi yang diterapkan. Perlu adanya berbagai pendekatan yang dapat mewakili mahasiswa saintek dalam menggaet anggota atau kader dalam pola kaderisasi di rayon saintek dan dalam hal ini perlu dirumuskan bersama.

Pola kaderisasi saintek cenderung mengutamakan akademik dalam proses kaderisasinya. Hal ini didapatkan analisis dalam proses kegiatan perkuliahan anak saintek yang padat dan mata kuliah yang cenderung sulit dan menyita banyak waktu. Dengan karakteristik mahasiswa tersebut menyebabkan pola kaderisasi yang harus memakai pendekatan akademik sebagai proses penggaetan kader di fakultas saintek. Hal ini bisa diakali dengan berbagai hal dalam proses kaderisasi seperti melalui pendekatan akademik, seminar, kegiatan aksi secara langsung maupun kegiatan lainnya yang sifatnya bisa menunjang kegiatan akademik mahasiswa siantek.

Kegiatan yang bisa diaplikasikan diantaranya adalah pelatihan-pelatihan seperti pelatihan membuat karya tulis ilmiah yang baik benar atau pembuatan laporan praktikum yang baik dan benar. Dalam hal ini, peran serta perwakilan dari tiap program studi harus benar-benar dioptimalkan secara signifikan guna terlaksananya kegiatan dengan baik. Hal ini dikarenakan biasanya ditinjau dari pola jika tidak ada teman atau seprodi yang tidak ikut, maka kebanyakan mahasiwa-pun tidak ikut. Dalam hal ini, pola managerial waktu perkuliahan penting untuk dipertimbangkan karena pada dasarnya kegiatan PMII aktif saat kegiatan akademik selesai atau dalam rentang waktu antara pukul 16.10 sampai dengan selesai jika tinjauannya mengacu pada kegiatan offline. Pelaksanaan kegiatan pun bisa dilakukan dan efektifnya dilakukan pada hari weekend seperti pada hari jumat sampai minggu. Bukannya weekday tidak dianggap efektif, tetapi sering kali pada waktu weekday, mahasiswa seringkali memanfaatkan waktu untuk kegiatan akademik mereka sehingga penggunaan kegiatan ke-PMII-an lebih efektif dilakukan pada weekend atau akhir pekan. Tetapi, tidak menutup kemungkinan pada kegiatan weekday juga bisa dilakukan dengan pendekatan pada pendampingan pembuatan tugas maupun hal lainnya.

Pada pengaplikasian kegiatan pelatihan tersebut meninjau terlebih dahulu dari permasalahan topik akademik per program studi masing-masing sehingga hal ini dapat memberikan output berkaitan dengan keterampilan akademik masing-masing program studi. Dalam hal ini, tentunya berkaitan dengan sumber daya rayon jika sekiranya di antara pengurus terdapat orang yang potensial dalam memberikan suatu kajian materi, maka diberdayakan tetapi biasanya hal tersebut menimbulkan kurangnya minat para audiens sehingga diutamakan dalam hal ini pemateri atau pemantik merupakan para senior maupun orang yang sudah mempunyai keterampilan yang baik pada bidangnya. Dengan hal tersebut menyebabkan audiens akan semakin tertarik perihal mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Selain muatan pemateri, juga materi hendaknya bisa berbobot dan berindikasi pada kegiatan akademik mahasiswa sehingga nantinya mahasiswa akan secara terus menerus mengikuti kegiatan pelatihan tersebut dan pada nantinya mereka tertarik pada kegiatan ke-PMII-an karena kepanitiaan ini merupakan bagian dari program kerja dari rayon saintek.

Pada kegiatan kaderisasi yang berbau keakademisan dan kesaintekan tersebut haruslah diterapkan pada langkah awal pendekatan kaderisasi, karena hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia perkuliahan di masa masa awal mahasiswa baru. Mahasiswa baru akan tertarik dalam berbagai hal termasuk pada proses menunjang akademik perkuliahan mereka. Kegiatan pada dasarnya sebagai upaya sadar dalam proses pembimbingan pada mahasiswa baru tetapi tetap pada kaitannya program tersebut merupakan bagian dari pola kaderisasi. Setelah kegiatan tersebut dilaksanakan, maka hendaknya pada akhir program melakukan kegiatan evaluasi sebagai bahan rujukan dalam melakukan kegiatan yang lebih baik lagi dan tidak pula melihat persentase kader yang masuk ke dalam organisasi PMII melalui kegiatan tersebut. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline