Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Cerpen: Akhirnya Cerpenku Selesai

Diperbarui: 28 Oktober 2020   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:blog.typoonline.com

Malam itu entah malam keberapa Susi menemani Andi di rumahnya. Mereka bukan sedang berpacaran, melainkan berkutat dalam pikiran menyesaikan sebuah target. Malam ini target harus tercapai dan besok wajib dilaporkan.

Sebagai seorang pacar, Susi tidak pernah henti hadir di sisi Andi. Ketika dia dalam kondisi jatuh, tak punya arah sama sekali, Susi menjadi pengingat dan penyemangat. Ketika dia sukses, sedang jaya-jayanya, Susi menjadi pengendali kesombongannya.

Ibarat kata, mereka berdua seperti raja dan penasihat. Mereka bisa bertukar peran, dan tidak segan untuk saling mengingatkan. Mereka tahu, mana batas perkataan yang perlu diambil rasa, mana yang diambil logika.

Iya, jalinan kisah asmara yang berlangsung selama lebih dari dua tahun, sudah mencelikkan mata mereka lebar-lebar. Susi tahu semua kelemahan Andi, begitu sebaliknya.

Andi adalah seorang lulusan sarjana teknik informatika. Bidang yang ditekuni laku dijual di segala jenis perusahaan. Dia pernah bekerja tujuh kali berpindah-pindah perusahaan. Dari perusahaan keluarga hingga yang ternama dan terbuka, bisa dia ceritakan lika-likunya. Lika-liku manajemen data.

Pasti kamu bertanya, mengapa Andi bisa sebegitu mudahnya berpindah, bukan? Apakah Andi seorang yang gampang bosan? Atau dia tidak bekerja dengan baik? Bukan, tidak keduanya. Saat itu sedang kondisi krisis moneter, jadi banyak perusahaan tidak stabil kondisi keuangannya. Gampang mereka mempekerjakan, gampang pula memecat. Andi termasuk salah satu korban.

Karena bejibun pengalaman bekerja di perusahaan, Andi ingin mencoba hal baru. Menantang diri untuk tidak menjadi budak perusahaan, tetapi tuan atas diri sendiri. Iya, sudah setahun dia menjalani profesi sebagai penulis.

Satu novel selesai dia terbitkan dan syukurnya, animo masyarakat seperti yang diharapkan. Novel itu terjual laris manis di pasar, bahkan pernah diulas secara khusus di salah satu tv swasta. 

Malam itu, target novel kedua harus selesai. Dalam pikirannya, novel berisikan 20 cerpen dan tinggal satu cerpen lagi yang belum selesai. Andi terlihat mengacak-acak rambutnya. Jari-jemarinya kaku berhenti di atas laptop kesayangannya.

"Kenapa yang, kehabisan ide ya?" Dengan lembut, Susi membelai kepalanya. Dia tahu, itu obat paling manjur meredakan tingkat stresnya.

"Begitulah yang, tinggal satu lagi ini. Aku bingung mau nulis apa. Semua pengalaman kerjaku sudah kutulis di 19 bab, tinggal bab penutup yang belum ada gambaran"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline