Dulu aku mengejar jingga,
seluruh asa kuajak pada satu warna,
energi kukumpulkan, dan waktu kuhabiskan ke cakrawala,
berharap eloknya surya terbenam di ujung panorama
Kini jingga tak lagi membuatku kencang berlari,
sejak kulalui penjaga pintu berkalbu dini,
dan buah-buah asam yang matang dikarbiti,
juga jalan-jalan licin pembuat bunga hijau tergelincir
Budi-budi membuat para jingga tetap berbangga,
meski semesta jarang bertepuk tangan kepadanya,