Lihat ke Halaman Asli

Herry Mardianto

TERVERIFIKASI

Penulis

Permainan Layang-Layang Masa Lalu

Diperbarui: 4 Maret 2023   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Pejuang Layang-layang| KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Layang-layang barulah layang-layang jika ada angin memainkannya. Sementara terikat pada benang panjang, ia tak boleh diam -- menggeleng ke kiri ke kanan, menukik, menyambar, atau menghindar dari layang-layang lain (penggalan puisi "Layang-layang" Sapardi Djoko Damono)

Anak-anak usia sekolah dasar pada tahun 1970-an tentu akrab dengan permainan layangan, petak umpet, sepak bola plastik, kelereng (gundi), gobaksodor (asinan), egrang (tengkak), gasing, maklum saat itu teknologi belum berkembang seperti saat ini.

Tak ada layang-layang di ranting senja/Foto: Hermard

Kami yang menetap di pedalaman, kampung nelayan Kuala Tungkal, Jambi, hidup dalam keterbatasan. Belum ada televisi berwarna. Listrik dinyalakan secara bergantian. Ke mana-mana jalan kaki, naik perahu, atau naik becak karena tidak ada motor.

Jika musim layangan tiba, kami beramai-ramai mencari bambu, membeli kertas minyak, membuat lem kanji untuk membuat layangan. Sebagian layangan kami simpan untuk diterbangkan/dimainkan sendiri. Sebagian lainnya dititipkan ke warung tetangga untuk dijual.

Masa kanak-kanak selalu menyenangkan/Foto: Hermard

Musim layangan merupakan kesenangan tersendiri karena merupakan musim pertarungan ketangkasan mengadu layangan di udara, kecepatan lari di darat untuk mendapatkan layangan putus, di samping beradu kecerdikan membuat "ramuan" agar benang gelasan menjadi paling tajam. Dulu, benang gelasan harus membuat sendiri.

Ketajaman benang gelasan merupakan salah satu upaya dalam memenangkan adu layangan, di samping teknik bermain layangan dengan mempertimbangkan kecepatan angin, kekencangan benang, dan pengendalian layangan. 

Tumbukan kaca halus, amril, putih telur, kesumba, air, lem kayu, merupakan bahan utama membuat ramuan gelasan. Semua dijadikan satu di dalam wadah kaleng dan direbus sebentar. 

Waktu terbaik menggelas benang saat panas sinar matahari menyengat. Menggelas benang dilakukan di tempat terbuka agar bisa menjemur benang basah yang direntangkan mengelilingi dua pancang tiang. 

Anak-anak gunung/Foto: Hermard

Satu atau dua kelos benang (cap kuda terbang yang dianggap terbaik) dimasukkan ke kaleng berrisi ramuan gelasan. Ukuran kaleng agak besar agar tangan bisa menjangkau remukan kaca dan diletakkan dalam genggaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline