Lihat ke Halaman Asli

Jejak Langkahmu tak Pudar, Sahabat

Diperbarui: 23 September 2025   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendiang; foto: Roni Bani

Seorang teman yang pernah bersama dalam status mahasiswa, meninggal dunia. Saya mendapat kabar dari seorang teman yang berada dalam WhatsApp Grup Alumni. Teman yang meninggal dunia ini dikabarkan menderita suatu penyakit. Ia dirawat di salah satu Rumah Sakit dalam Kota Kupang. Perawatan mencapai klimaks, maksimal oleh pihak rumah sakit dengan dukungan keluarga, dan sahabat. Dukungan moril dan materil telah dikerahkan untuk kesembuhan.  Semua upaya itu berakhir pada Sabtu, (20/9/25) tengah malam.

Hari ini, Selasa (23/9/25), upacara penguburan akan dilaksanakan di satu sudut kota Kupang. Upacara akan berlangsung secara kedinasan berhubung mendiang masih berstatus guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). 

Puisi dalam gaya prosa ini saya tulis, saya kirim kepada beberapa rekan guru (yang alumni PGSD FKIP Undana angkatan 1993). Saya kirim pula kepada Ketua PGRI Kota Kupang.

Jejak Langkahmu tak Pudar, Sahabat

Langkahmu telah berhenti di ujung jalan, tetapi jejakmu tetap tertinggal di tanah kehidupan ini. Miltje Bolla, yang dulu menata huruf dan angka di papan tulis, kini menorehkan namanya di buku abadi milik Sang Khalik. Kau pernah menjadi bahu tempat anak-anak bersandar, pernah menjadi tangan yang membelai lembut kening murid yang takut gagal, pernah pula berdoa dalam diam yang kau panjatkan sebagai seorang isteri bagi suamimu dan ibu bagi anakmu.

Hidupmu bagai anyaman: benang kasih seorang ibu, sulaman sabar seorang guru, dan ikatan setia seorang sahabat. Kini anyaman itu telah diserahkan kepada Pemilik Segala Waktu. Pangkuan Tuhan menjadi taman peristirahatanmu, di mana tiada lagi letih dan duka. Di sana kau duduk, dengan senyum yang pernah kita kenal, menyambut cahaya kekekalan.

Sementara di sini, hati kami lirih, menahan rindu, namun juga tahu: cinta yang kau tanam tidak ikut terkubur, melainkan tumbuh menjadi pohon kenangan, rindang menaungi persahabatan yang masih berjalan di jalan panjang kehidupan.

Tuhan yang penuh kasih,
kami menyerahkan roh mendiang Miltje Bolla ke dalam pangkuan-Mu yang kudus.
Terimalah ia dalam damai dan terang kekekalan.

Engkau yang mengenal jerih lelahnya sebagai ibu, isteri, guru, dan sahabat,
biarlah segala kasih dan pengabdiannya menjadi harum yang tetap tinggal di bumi,
serta mahkota mulia di surga.

Kuatkanlah hati keluarga yang ditinggalkan,
dan ajar kami untuk meneruskan jejak kebaikannya,
hingga kelak kami pun bertemu lagi dalam sukacita abadi bersama-Mu.

Amin.

Heronimus Bani-Pemulung Aksara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline