Lihat ke Halaman Asli

Hera Veronica Suherman

Pengamen Jalanan

Aku dan Setangkai Mawar

Diperbarui: 9 Juni 2021   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Tutt'Art@Pinterest.com

Aku dan Setangkai Mawar

Kugenggam mawar pemberian darimu
kutau kelak di suatu masa kan layu
hilang serinya tak pancarkan pesona
tak menebar aroma harum mewangi

Seperti sediakala tatkala setangkai
mawar kuning kaupersembahkan tukku
sebagai penghias meja sudut di samping
ranjang tidurku memanja mataku

Seperti halnya aku kelak satu ketika
tak lagi nampak ranum dan segar
layaknya setangkai bunga tumbuh
dalam belaian hangat mentari pagi

Kelopaknya berguguran helai demi helai
dipetik angin nakal berhembus kencang
hingga tubuh nan ringkih limbung lalu
luruh tergolek lunglai di tanah

Semoga aku kan tetap menjadi
mawar terindah yang tumbuh
di dalam taman hatimu kendati
dalam dera usia dan lambat laun

Mengikis sebuah pesona yang
buatmu jatuh dalam damba
pada ranun terbungkus polos
yang sejatinya belum memahami

Arti torehan beragam warna
pada sehelai kanvas kehidupan
yang menyaji serangkaian dusta
jerat kepalsuan tarian kemunafikan


***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 9 Juni 2021 | 09:56




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline